Analisis Pengaruh Transportasi Terintegrasi Terhadap Mobilitas Masyarakat Pengguna Transportasi Umum Jakarta (Studi Kasus Commuter Line Sudirman)
Jakarta menghadapi tantangan mobilitas dengan tingkat kemacetan yang
mencapai 53% dan pertumbuhan kendaraan 8,3% per tahun, sementara
pertumbuhan jalan hanya 0,01%. Transportasi umum saat ini hanya melayani
56% komuter harian dengan tingkat penggunaan harian masyarakat sebesar
23%. Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh integrasi antarmoda,
sistem informasi terpadu, dan kebijakan tarif integrasi terhadap mobilitas
masyarakat pengguna transportasi umum, serta mengevaluasi sensitivitas
gender dalam persepsi transportasi terintegrasi. Penelitian kuantitatif dengan
403 responden pengguna Commuter Line di Stasiun Sudirman Jakarta
menggunakan kuesioner skala Likert. Analisis dilakukan dengan regresi linear
berganda setelah uji validitas, reliabilitas, asumsi klasik, Uji T, Uji F, dan R
Square. Variabel independen meliputi Standar Pelayanan Minimum (SPM),
integrasi antarmoda, sistem informasi terpadu, kebijakan tarif integrasi, dan
persepsi berdasarkan gender. Sistem informasi terpadu memberikan pengaruh
terbesar (koefisien 0,678), diikuti kebijakan tarif integrasi (0,566) dan persepsi
gender (0,509). SPM dan integrasi antarmoda tidak berpengaruh signifikan.
Model menjelaskan 63% variasi mobilitas masyarakat. Analisis sensitivitas
gender menunjukkan laki-laki lebih responsif terhadap sistem informasi
(koefisien 0,824), sedangkan perempuan lebih sensitif terhadap kebijakan tarif
(0,632) dan SPM (0,049). Sistem informasi terpadu, kebijakan tarif integrasi,
dan sensitivitas gender berpengaruh signifikan terhadap mobilitas masyarakat.
Perbedaan gender memerlukan pendekatan berbeda dalam pengembangan
layanan transportasi umum.
URI
https://repo.itera.ac.id/depan/submission/SB2508280011
Keyword
transportasi terintegrasi mobilitas masyarakat sistem informasi terpadu kebijakan tarif integrasi sensitivitas gender Jakarta