Analisis Pengaruh Suhu Hidrolisis Terhadap Pepton dari Daging Ikan Layang (Decapterus spp.)
Pepton digunakan dalam laboratorium dan industri sebagai sumber nitrogen bagi
mikroba. Di Indonesia, pepton masih impor dan umumnya berasal dari hewan darat
seperti babi atau sapi. Pepton berbahan baku babi diharamkan dalam Islam,
sementara sapi berisiko menimbulkan masalah kesehatan. Oleh karena itu,
diperlukan alternatif pepton yang halal dan bebas risiko penyakit, salah satunya dari
ikan layang yang memiliki kandungan protein cukup tinggi 18,13%. Pembuatan
pepton dilakukan dengan hidrolisis enzimatis menggunakan enzim pepsin dari
lambung ikan tuna. Suhu merupakan faktor penting dalam proses hidrolisis karena
mempengaruhi laju katalisis reaksi enzimatis. Tujuan penelitian ini adalah
mengetahui pengaruh suhu hidrolisis terhadap karakteristik pepton dari daging ikan
layang tanpa enzim (kontrol) dan dengan menggunakan enzim pepsin, serta
komposisi asam amino pepton enzim perlakuan terbaik dan efektivitasnya terhadap
pertumbuhan Saccharomyces cerevisiae. Metode yang digunakan berupa
eksperimen menggunakan rancangan acak lengkap dengan variasi suhu hidrolisis
40, 45, 50, 55, dan 60°C. Pepton tanpa enzim (kontrol) menunjukkan hasil lebih
rendah dibandingkan pepton enzim, sehingga diketahui proses hidrolisis
berlangsung lambat, dengan suhu optimum 50-55°C. Pepton dengan enzim pepsin
menunjukkan hasil terbaik pada suhu 45°C dengan derajat hidrolisis tertinggi
(17,29%), nilai NTT/NTB tertinggi (0,51), dan pH 6,14-6,20. Pepton mengandung
17 jenis asam amino dengan total 14,51%, tertinggi berupa asam glutamat (2,18%)
dan terendah valin (0,41%). Pertumbuhan S. cerevisiae pada media pepton daging
ikan layang tidak berbeda signifikan dengan pepton komersial, sehingga dapat
menjadi alternatif sumber nitrogen untuk pertumbuhan mikroba.
URI
https://repo.itera.ac.id/depan/submission/SB2502140078
Keyword
ikan layang nitrogen pepsin pepton ikan suhu hidrolisis