Pengaruh Variasi Klon Dan Tingkat Sisir Terhadap Perubahan Kualitas Buah Pisang Cavendish (Musa Acuminata) Selama Penyimpanan
Pisang Cavendish adalah varietas pisang yang sering digunakan sebagai buah meja. Buah ini memiliki ciri-ciri fisik bentuk panjang, kulit berwarna kuning cerah, daging buah berwarna putih hingga kekuningan, dan memiliki rasa unik dengan sentuhan asam yang tidak terlalu kuat dalam manisnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan fisiologis buah pisang selama penyimpanan pada variasi klon dan tingkatan sisir serta mengembangkan model prediksi perubahan mutu buah pisang Cavendish selama penyimpanan menggunakan parameter suhu dan visible image. Buah pisang sampel diperoleh dari kebun PG4, PT Great Giant Pineapple, Lampung Timur dengan jenis klon CJ40A dan CJ40D, dan sisir ke-2, sisir ke-4 dan ke-6. Sampel penelitian disimpan dalam kemasan plastik vakum selama 42 hari pada suhu 16°C. Setiap variasi klon pisang Cavendish (CJ40A, dan CJ40D) memiliki laju kematangan yang berbeda selama penyimpanan. Hasil penelitian ini yaitu terdapat pengaruh nyata variasi klon pisang Cavendish terhadap laju kematangan dan mutu buah selama penyimpanan utamanya ditunjukkan pada parameter warna kulit, suhu buah, dan susut bobot. Tingkatan sisir sebagai representasi ketuaan pada sisir ke-2, 4, dan 6, juga memiliki pengaruh terhadap laju kematangan buah. Parameter mutu buah yang mengalami perubahan selama penyimpanan dan berpengaruh nyata yaitu warna kulit, suhu buah, susut bobot, kekerasan. Selanjutnya, sebuah model matematis dengan menggunakan metode Jaringan Syaraf Tiruan (JST) dikembangkan untuk mengklasifikasikan kualitas dan kematangan buah berdasarkan warna dan suhu. Hasilnya, model JST mampu mengevaluasi mutu buah pisang secara tidak merusak. Pengembangan model melibatkan 168 data untuk pelatihan dan 84 data untuk pengujian. Variasi fungsi aktivasi logsig, tansig, dan purelin diujicobakan untuk mencari besaran bobot dan bias yang memberikan nilai R2 tertinggi dan RMSE terkecil. Hasilnya, fungsi aktivasi tansig-tansig-tansig memberikan hasil terbaik untuk parameter kekerasan pada pelatihan dan pengujian, sedangkan prediksi TPT diperoleh hasil optimum pada fungsi aktivasi tansig-tansig-logsig. Sedangkan model JST untuk parameter total asam tertitrasi menunjukkan hasil terbaik dengan fungsi aktivasi logsig-tansig-purelin, yang memberikan R2 tertinggi dan RMSE terendah. Studi ini memberikan kontribusi penting dalam pengelolaan pisang Cavendish untuk pasar ekspor di Indonesia.
URI
https://repo.itera.ac.id/depan/submission/SB2409250127
Keyword
Pisang Cavendish Jenis Klon Tingkatan Sisir Jaring Cavendish Banana Types of Clones Hand Levels Artif