(0721) 8030188    [email protected]   

PENGARUH pH, SUHU DAN WAKTU TERHADAP RENDEMEN ISOLASI DAN KARAKTERISTIK PEKTIN KULIT JERUK BALI (Citrus sp) DENGAN PERLAKUAN EKSTRAKSI MENGGUNAKAN HCl


Pektin memiliki banyak manfaat, yang paling umum dibidang pangan. Pektin biasanya dimanfaatkan dalam pembuatan jeli, selai, pengental, pembuat gel, dan pengemulsi. Penelitian ini menggunakan bahan baku kulit jeruk Bali (Citrus sp). Jeruk Bali dipilih karena memiliki kulit dengan kandungan pektin yang tinggi sekitar 16%. Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan kondisi optimum ekstraksi pektin dari kulit jeruk Bali menggunakan pelarut HCl dengan dua metode, yaitu metode baku dan metode optimasi. Metode baku menggunakan kondisi pH 0,6 M, suhu 90 °C, serta waktu 120 menit dengan rendemen 8,4%. Sedangkan metode optimasi didapatkan rendemen tertinggi pada pH 1,5 M, suhu 80 °C, dan waktu 90 menit dengan rendemen 9,8%. Hasil karakterisasi pektin metode baku dan metode optimasi secara berturut-turut: kadar air 5,49 dan 6,16%; kadar abu 0,24 dan 0,94%; berat ekivalen 863,9 dan 746,7 mg; kadar metoksil 9,15 dan 7,68%; kadar galakturonat 289,41 dan 268%; dan derajat esterifikasi 17,94 dan 16,22%. Analisis FTIR menunjukkan pektin hasil isolasi memiliki gugus fungsi, yaitu gugus karboksil (C=O) pada bilangan gelombang 1729,4 cm-1; gugus hidroksil (OH) pada bilangan gelombang 3354,6 cm-1; gugus metil pada bilangangelombang 2937,1 cm-1; gugus -CH pada bilangan gelombang 1438,7 cm-1; gugus eter (-O-) pada bilangan gelombang 1013,8 cm-1. Metode ini berhasil mengekstrak pektin dengan kategori baik berdasarkan standar IPPA (International Pectin Producers Association) dan diidentifikasi sebagai pektin dengan kadar metoksil tinggi (HMP).

URI
https://repo.itera.ac.id/depan/submission/SB2408130034

Keyword
Ekstraksi Pektin Kulit Jeruk Bali