Optimasi dan Karakterisasi Ekstraksi Pektin Kulit Pisang Ambon dengan Metode Microwave Assisted Extraction (MAE)
Pengolahan pisang ambon menghasilkan limbah, yaitu kulit pisang. Kulit pisang ambon merupakan bahan potensial pembuatan pektin. Pektin diperoleh dengan cara ekstraksi, salah satunya dengan metode microwave assisted extraction (MAE). MAE memiliki kelebihan dibandingkan metode maserasi yaitu mendapatkan rendemen pektin yang lebih banyak dan mengurangi kebutuhan energi karena pemanasan dilakukan pada sistem tertutup. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui perlakuan terbaik dari variasi rasio perbandingan sampel dengan pelarut, ukuran sampel, dan kondisi pH pelarut terhadap kuantitas dan kualitas pektin terbaik serta membandingkannya dengan International Pectin Producers Association (IPPA). Penelitian ini terdiri dari tiga tahap yaitu pembuatan bubuk kulit pisang, optimasi ekstraksi pektin dengan metode analisis response surface methodology (RSM) dengan rancangan box-behnken, dan karakterisasi sampel terbaik yang dihasilkan. Adapun faktor yang digunakan yaitu ukuran sampel (60; 80; dan 100 mesh), pH pelarut (1; 1,5; dan 2), serta rasio perbandingan sampel dengan pelarut (1:40; 1:50; dan 1:60). Optimasi ekstraksi kulit pisang ambon menghasilkan rekomendasi formula terbaik, yaitu ukuran sampel 80 mesh, pH pelarut 1,2 dan perbandingan sampel:pelarut sebesar 1:50. Hasil verifikasi dan karakterisasi, diketahui rendemen yang dihasilkan yaitu 23,47%; kadar air 9,68%; kadar abu 2,78%; berat ekivalen 516,41 mg; kadar metoksil 5,45%; kadar galakturonat 65,05%; dan derajat esterifikasi 47,60%. Pektin yang dihasilkan termasuk pektin bermetoksil rendah dan ester rendah. Kadar air, kadar abu, dan kadar galakturonat sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh International Pectin Producers Association (IPPA), tetapi berat ekivalen tidak sesuai dengan standar mutu yang ditetapkan.
URI
https://repo.itera.ac.id/depan/submission/SB2408050057
Keyword
banana peel, extraction, MAE, pectin, RSM.