Perancangan Pusat Kerajinan Tapis Dengan Pendekatan Arsitektur Multisensori di Desa Lugusari
Perancangan Pusat Kerajinan Tapis dengan Pendekatan Arsitektur Multisensori di Desa Lugusari bertujuan untuk menghadirkan sebuah tempat yang mampu mewadahi aktivitas produksi, edukasi, dan promosi tapis sebagai warisan budaya Lampung. Desa Lugusari dipilih karena memiliki potensi sebagai desa wisata sentra tapis dengan jumlah pengrajin yang cukup besar, namun belum tersedia fasilitas yang memadai untuk menampung kegiatan tersebut. Metode learning retention dipadukan dengan pendekatan arsitektur multisensori digunakan untuk menciptakan pengalaman ruang yang imersif, engaging, dan memorable, sehingga pengunjung tidak hanya memahami tapis secara visual, tetapi juga melalui stimulasi pancaindra seperti sentuhan, pendengaran, penciuman, hingga suasana ruang.
Konsep perancangan menekankan pada integrasi zonasi edukasi dan promosi melalui spatial sequence yang linear dan berurutan. Zona edukasi dirancang untuk memperkenalkan proses pembuatan tapis melalui stimulasi sensori yang dirancang pada setiap ruangan seperti workshop, galeri, dan ruang display, sementara zona promosi menjadi wadah UMKM lokal dalam memperkenalkan produk kepada wisatawan. Pendekatan multisensori diterapkan melalui pemilihan material, pencahayaan, sirkulasi ruang yang sekuensial, serta elemen estetika yang menjadi stimulasi pengalaman sensori. Hasil perancangan menghasilkan pusat kerajinan yang tidak hanya berfungsi sebagai bangunan produksi dan komersial, tetapi juga sebagai media pelestarian budaya dan wisata edukasi yang berkelanjutan. Dengan demikian, proyek ini diharapkan mampu meningkatkan daya tarik wisata, memperkuat identitas lokal, serta memberikan kontribusi terhadap ekonomi masyarakat Desa Lugusari.
URI
https://repo.itera.ac.id/depan/submission/SB2510130014
Keyword
Imersif Lugusari Multisensori Memorable Pembelajaran Retensi Tapis