Analisis Ketebalan Sedimen Menggunakan Data Singlebeam Echosounder Dual
Frequency di Balai Besar Perikanan Budidaya Laut Lampung
Fenomena perubahan kedalaman laut dan perkiraan ketebalan sedimen di wilayah muara sering dipengaruhi oleh interaksi arus, pasang surut, serta gelombang laut berenergi tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan kedalaman laut dan mengkaji distribusi ketebalan sedimen di perairan Balai Besar Perikanan Budidaya Laut (BBPBL) Lampung pada periode 2023–2024. Data diperoleh melalui survei batimetri menggunakan sistem Singlebeam Echosounder (SBES) Dual Frequency dengan spesifikasi frekuensi tinggi 100–750 kHz dan rendah 24–50 kHz. Jumlah titik kedalaman yang terkumpul mencapai 3.002 pada tahun 2023 dan 3.992 pada tahun 2024 untuk tiap frekuensi. Seluruh data kemudian dikoreksi terhadap draft transduser dan pasang surut dengan evaluasi akurasi Total Vertical Uncertainty (TVU) menunjukkan kualitas data yang baik karena berada pada kategori “exclusive”. Frekuensi rendah kemampuannya menembus sedimen memungkinkan estimasi kedalaman yang lebih besar hingga 15,115 m dibandingkan 13,084 m pada frekuensi tinggi. Hasil pemetaan batimetri menunjukkan perairan dangkal di sisi pantai barat, utara, dan timur, yang semakin dalam ke arah tengah. Analisis perbandingan kedalaman 2023–2024 mengungkap pendangkalan signifikan di area muara hingga sekitar 7,563 m akibat akumulasi sedimen fluvial dan limpasan, sedangkan tepi timur yang terbuka ke laut mengalami pendalaman sekitar -4,161 m karena erosi kuat oleh arus dan gelombang. Selain itu, peta ketebalan sedimen menunjukkan akumulasi terbesar sekitar 3,435–7,975 m di bagian tengah hingga selatan, kemungkinan pada cekungan alami, sementara lapisan di bagian barat, utara, dan timur relatif tipis sekitar 0,122–0,481 m.
URI
https://repo.itera.ac.id/depan/submission/SB2509220096
Keyword
Singlebeam Echosounder