STUDI KELAYAKAN REAKTIVASI LAYANAN KERETA API LINTAS MALAM EKSPRES (LIMEX) SRIWIJAYA RUTE TANJUNG KARANG - KERTAPATI
Penghapusan layanan Kereta Api Limex Sriwijaya pada Grafik Perjalanan Kereta Api (Gapeka) 2025 menimbulkan perdebatan di kalangan masyarakat, terutama terkait berkurangnya layanan kereta api penumpang yang menghubungkan Divre III dan Divre IV. Penghapusan ini dianggap merugikan karena KA Limex beroperasi pada malam hari, sehingga sangat membantu masyarakat dalam menghemat biaya perjalanan. Selain itu, sebagian besar jalur kereta Bandar Lampung – Palembang melintasi daerah yang tidak terhubung dengan jalan tol, yang meningkatkan ketergantungan masyarakat terhadap layanan kereta api. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kelayakan reaktivasi layanan KA Limex Sriwijaya, meliputi aspek permintaan penumpang, kelayakan teknis operasional, dan kelayakan pendanaan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dan kuantitatif, yang mencakup survei permintaan penumpang, analisis teknis infrastruktur, serta perhitungan skenario pendanaan dengan berbagai skema subsidi. Hasil temuan menunjukkan bahwa terdapat dukungan kuat dari masyarakat, dengan 97,3% responden menyetujui reaktivasi KA Limex. Proyeksi jumlah penumpang menunjukkan peningkatan signifikan, mencapai 575.153 penumpang pada tahun 2030. Penelitian ini merekomendasikan penggunaan skenario tarif yang kompetitif untuk menarik lebih banyak penumpang, dengan mempertimbangkan keseimbangan antara biaya operasional dan daya tarik pasar. Penelitian ini memberikan dasar bagi pengambilan kebijakan yang dapat meningkatkan konektivitas antar kota di Sumatera, serta memberikan solusi alternatif transportasi yang lebih efisien dan terjangkau.
URI
https://repo.itera.ac.id/depan/submission/SB2509180055
Keyword
KA Limex Sriwijaya reaktivasi layanan kereta api permintaan penumpang kelayakan operasional Public Service Obligation (PSO)