Analisis Kelayakan Pembangunan Fasilitas Produksi di Barru untuk Memenuhi Kontrak Pasokan Biomassa dengan Pendekatan Capital Budgeting
Perusahaan dalam melakukan investasi, perlu untuk melakukan analisis kelayakan secara mendalam agar dapat memberikan investasi yang tepat sasaran dan menguntungkan. Peningkatan kebutuhan energi listrik yang ramah lingkungan mendorong penerapan metode co-firing pada PLTU. Oleh sebab itu, PT BEST, melakukan ekspansi bisnisnya berdasarkan kesepakatan kontrak yang telah ditandatangani dengan melakukan pembangunan fasilitas produksi biomassa. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kelayakan dari pembangunan fasilitas produksi biomassa dengan pendekatan capital budgeting dengan menggunakan indikator kelayakan NPV, IRR, PBP, dan ROI. Serta melakukan analisis risiko finansial dengan pendekatan sensitvitas terhadap variabel-variabel utama. Kemudian dilakukan analisis simulasi Monte Carlo untuk melihat perubahan pada variabel-variabel utama terhadap kondisi ketidakpastian. Analisis data dilakukan dengan proses membuat laporan laba rugi, laporan arus kas, menghitung Free Cash Flow to the Firm (FCFF), menghitung Weighted Average Cost of Capital (WACC), serta melakukan capital budgeting dan analisis risiko. Berdasarkan perhitungan data, menunjukkan bahwa NPV bernilai positif sebesar Rp 453.970.104. IRR 22,08% lebih besar dari WACC 7,30%, PBP menunjukkan titik impas sekitar 2 tahun 10 bulan dan 28 hari, dan ROI mencapai 176,64%. Dapat disimpulkan bahwa dengan pendekatan capital budgeting proyek pembangunan fasilitas produksi biomassa layak secara finansial untuk dijalankan. Pada analisis sensitivitas dengan melakukan perubahan skenario, terdapat tiga variabel yang paling sensitif terhadap nilai NPV proyek, yaitu harga jual biomassa, OPEX, dan harga bahan baku. Simulasi Monte Carlo menunjukkan bahwa proyek memiliki tingkat risiko sedang dengan probabilitas nilai NPV dibawah nol sebesar 48,80%. Rekomendasi terkait dengan penelitian ini adalah perusahaan melakukan pengendalian dan evaluasi berkala terhadap pengeluaran OPEX agar tidak terjadi kenaikan biaya yang tinggi. Kemudian, perusahaan melakukan treatment pada bahan baku produksi dengan cara pengeringan untuk meningkatkan nilai kalor biomassa dan menjaga agar harga jual biomassa tetap tinggi. Alternatif pembiayaan yang dapat dilakukan bagi perusahaan adalah dengan melakukan skema Build-Operate-Transfer (BOT) untuk meringankan biaya investasi dengan tetap menjaga kendali atas operasional jangka panjang.
URI
https://repo.itera.ac.id/depan/submission/SB2509150039
Keyword
Capital Budgeting Simulasi Simulasi Monte Carlo Biomassa