Fabrikasi Scaffold Dikalsium Fosfat Dihidrat (Anadara granosa)/Alginat/Nanoselulosa Sebagai Potensi Rekayasa Jaringan Tulang
Indonesia menjadi negara yang memiliki angka patah tulang tertinggi di Asia tenggara dengan jumlah 1,3 juta pertahunnya. Perbaikan fraktur tulang menggunakan metode pencangkokan tulang dapat menimbulkan komplikasi yang berbahaya bagi tubuh manusia. Penelitian memfabrikasi scaffold dikalsium fosfat dihidrat (anadara granosa)/alginat/nanoselulosa sebagai potensi rekayasa jaringan tulang. Dikalsium fosfat dihidrat (DCPD) dari cangkang kerang dara disintesis menggunakan metode presipitasi kimia basah dan scaffold difabrikasi menggunakan metode freeze-drying. Karakterisasi meliputi Fourier Transform Infrared (FTIR), X-Ray Diffraction (XRD), Scanning Electron Microscopy (SEM), dan mechanical properties serta laju degradasi. Sintesis DCPD sesuai dengan database JCPDS No. 11-0293. Gugus fungsi DCPD menunjukkan adanya O-H, CO32-, dan PO43-. Fabrikasi scaffold menggunakan konsentrasi alginat 0%, 35%, 40%, 45%, dan 50%. Rata-rata pori yang dihasilkan scaffold dengan rentang 16-27 μm. Nilai kuat tekan tertinggi dihasilkan oleh scaffold dengan konsentrasi alginat 50% sebesar 0,427 ± 0,843 MPa. Analisis statistik menunjukkan perbedaan signifikan pada densitas dan kuat tekan scaffold dengan p < 0> 0,05 tetapi dipengaruhi secara signifikan oleh durasi degradasi dengan p < 0,05. Oleh karena itu, scaffold ini berpotensi sebagai solusi alternatif dengan kekuatan mekanik dan laju degradasi sesuai untuk aplikasi regenerasi jaringan tulang.
URI
https://repo.itera.ac.id/depan/submission/SB2509050016
Keyword
alginat anadara granosa DCPD nanoselulosa scaffold