(0721) 8030188    [email protected]   

Analisis Bahaya Likuefaksi Kota Bandar Lampung Menggunakan Metode Multiparameter Dan Uji Batas Atterberg Tanah


Berdasarkan letak geologis yang berada pada pertemuan empat lempeng tektonik utama dunia, Kota Bandar Lampung merupakan salah satu daerah dengan potensi gempa tinggi di Indonesia. Salah satu efek sekunder dari gempa bumi ini adalah fenomena likuefaksi, yaitu hilangnya kekuatan tanah akibat peningkatan tekanan air pori selama beban siklik gempa. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tingkat bahaya likuefaksi serta menganalisis hubungan antara plastisitas tanah dan kerentanan terhadap likuefaksi di Kota Bandar Lampung, sekaligus membandingkan hasil pemetaan dengan peta yang bersumber dari PATGTL. Berdasarkan tinjauan pustaka, likuefaksi terutama dipengaruhi oleh kemiringan lereng, kedalaman muka air tanah, keberadaan sesar aktif yang menjadi sumber gempa utama, faktor geologi berupa litologi dan material permukaan yang tidak terkonsolidasi, khususnya indeks plastisitas yang dapat diukur melalui uji batas Atterberg. Tanah dengan indeks plastisitas rendah cenderung lebih rentan terhadap likuefaksi. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah analisis spasial multiparameter pada peta berskala 1:50.000, melibatkan pengambilan 30 sampel tanah dari 20 kecamatan untuk pengujian batas cair, batas plastis, dan indeks plastisitas tanah serta integrasi data geologi regional, geomorfologi, kedalaman muka air tanah, dan analisis citra radar untuk memperkuat visualisasi sebaran bahaya likuefaksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa zona bahaya likuefaksi tinggi umumnya berada di dataran rendah dan area dengan endapan aluvial berbutir halus-menengah, muka air tanah dangkal, serta nilai indeks plastisitas di bawah 7%, sedangkan zona dengan kerentanan rendah didominasi oleh batuan keras dan muka air tanah yang dalam. Analisis laboratorium menguatkan peran indeks plastisitas sebagai penentu utama kerentanan likuefaksi, dan peta hasil penelitian menawarkan tingkat resolusi dan detail yang lebih baik dibandingkan dengan peta nasional, khususnya di zona transisi dan kawasan yang sebelumnya belum terpetakan secara detail. Penelitian ini menyimpulkan bahwa integrasi uji laboratorium, data spasial komprehensif, serta analisis multiparameter pada skala rinci sangat penting dalam upaya mitigasi risiko likuefaksi pada kawasan perkotaan, serta pengembangan infrastruktur yang lebih tangguh dalam mengurangi risiko bencana di masa mendatang.

URI
https://repo.itera.ac.id/depan/submission/SB2508190008

Keyword
gempa bumi likuefaksi tanah