Kanker serviks merupakan masalah utama kesehatan wanita di dunia.
Tanaman E. bulbosa berpotensi sebagai obat alternatif karena
mengandung turunan naftalena. Ekstraksi dilakukan dengan maserasi
menggunakan etil asetat, dan uji fitokimia menunjukkan adanya
alkaloid, terpenoid, dan fenolik. Uji antioksidan menggunakan metode
DPPH diperoleh nilai IC₅₀ sebesar 52,18 ppm (kategori kuat).
Fraksinasi
dilakukan dengan KCV, dilanjutkan pemurnian
menggunakan KKG, dan diperoleh isolat R2.21. Uji kemurnian
dilakukan dengan pengujian titik leleh yang memiliki nilai 152,6°C-
153,9°C menunjukkan isolat ini murni. Karakterisasi dilakukan
menggunakan spekroskopi UV-Vis dengan λ maks 230 nm yang
memiliki transisi elektron (π → π*) dengan gugus kromofor C=C.
Spektrum FT-IR mengidentifikasikan adanya gugus fungsi alkana
(3391,8 cm-1), hidroksil (2922,2 cm-1), karbonil (1736,9 cm-1), aromatik
(1372,6 cm-1) dan metil (1372 cm-1). Berdasarkan analisis 1H-NMR
isolat R2-21 disarankan sebagai senyawa isoeleutherol yang memiliki
rumus molekul C14H12O4, dengan nilai δH 5,63 (1H, q, 6,87), 6,82 (1H,
d, 8,4), 7,39 (1H, d, 8,3), 7,54 (1H, d, 8,3), 7,84 (1H, s), 2,12 (3H, d,
6,39), 4,11 ( 3H, s), dan 9,62 (1H, s), dan dikonfirmasi LC-MS
memiliki nilai [M]+ dengan nilai m/z 245. Senyawa isoeleutherol
memiliki aktivitas sitotoksik yang sangat kuat terhadap sel kanker
serviks (HeLa) dengan nilai IC50 sebesar 5,75 ppm berdasarkan uji
MTT.
URI
https://repo.itera.ac.id/depan/submission/SB2508150052
Keyword