STUDI AKURASI MODEL PASANG SURUT GLOBAL DAN STASIUN PASANG SURUT BIG UNTUK DATA ALTIMETRI DI PERAIRAN SUMATERA BARAT
Stasiun pasang surut memiliki keterbatasan dalam hal cakupan spasial karena hanya merekam kondisi lokal di titik pengamatan tertentu. Oleh karena itu, model pasang surut global seperti FES22, TPXO10, dan EOT20 serta data satelit altimetri digunakan sebagai alternatif untuk memperoleh informasi pasut yang lebih luas dan kontinu. Namun, belum ada validasi terhadap akurasi model-model ini di wilayah pesisir yang kompleks seperti Sumatera Barat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbandingan konstanta harmonik dan tinggi muka air laut antara data observasi sembilan stasiun pasut dan hasil dari model pasut global serta data satelit altimetri. Pengolahan dilakukan dengan metode least square menggunakan U_Tide di MATLAB, serta analisis statistik RMSE, standar deviasi, dan korelasi terhadap data Total Water Level Envelope (TWLE) model pasang surut global.
Hasil analisis menunjukkan bahwa seluruh stasiun pasang surut di Sumatera Barat memiliki tipe pasang surut campuran condong semidiurnal dengan nilai formzahl 0,25–0,3, didominasi komponen M2, S2, dan K1. Perbandingan model pasang surut global menunjukkan bahwa EOT20 memiliki nilai RMSE amplitudo rata-rata 0,7421 cm dan RMSE fase 9,24°, lebih rendah dibandingkan TPXO10 (0,8489 cm; 9,33°) dan FES22 (0,8918 cm; 11,14°), dengan keunggulan pada komponen semidiurnal M2 (RMSE 1,25 cm) dan S2 (RMSE 0,79 cm), sedangkan TPXO10 dan FES22 unggul pada komponen diurnal O1 (RMSE 0,4781 cm) dan P1 (RMSE 0,2353 cm). Pada perbandingan TWLE dengan data stasiun pasang surut, rata-rata RMSE EOT20 sebesar 0,1658 m dan TPXO10 sebesar 0,1662 m, dengan selisih 0,0004 m (0,4 mm), serta korelasi rata-rata 0,8996 (EOT20) dan 0,9025 (TPXO10). Stasiun ABGS memiliki nilai RMSE sebesar 0,29 m karena pengaruh lokasi di muara sungai. Secara keseluruhan, EOT20 memiliki nilai RMSE paling rendah dengan akurasi paling tinggi dalam merepresentasikan kondisi pasang surut di perairan Sumatera Barat, sedangkan TPXO10 lebih sesuai untuk lokasi stasiun pasut yang berada di pesisir pulau besar Sumatera Barat.
URI
https://repo.itera.ac.id/depan/submission/SB2508150024
Keyword
Pasang surut, Model pasut global, Altimetri, TWLE,