(0721) 8030188    [email protected]   

PEMODELAN HIDRODINAMIKA DAN PEMETAAN AWAL POTENSI ARUS UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ARUS LAUT (PLTAL) DI PERAIRAN PESISIR BARAT, PROVINSI LAMPUNG


Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam dan memiliki potensi energi terbarukan yang melimpah. Namun, dalam pengelolaan energi, Indonesia masih sangat bergantung pada bahan bakar fosil, terutama batubara. Energi arus laut, merupakan salah satu potensi energi terbarukan yang belum dimanfaatkan secara optimal di Indonesia. Salah satu lokasi yang memiliki potensi Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut (PLTAL) adalah Kabupaten Pesisir Barat, Provinsi Lampung. Untuk mengoptimalkan pemanfaatan tersebut, diperlukan pemahaman yang mendalam mengenai pola hidrodinamika arus laut. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan pemodelan hidrodinamika dan pemetaan awal potensi Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut (PLTAL) di Perairan Pesisir Barat, Provinsi Lampung, dengan menggunakan perangkat lunak Delft3D. Hasil yang didapatkan pada penelitian ini adalah dalam 11 titik observasi penelitian yaitu Lemong, Pesisir Utara, Pulau Pisang, Karya Penggawa, Way Krui, Pesisir Tengah, Krui Selatan, Pesisir Selatan, Ngambur, Ngaras, dan Bangkunat. Dari hasil analisis, diperoleh tiga titik lokasi yang paling potensial, yaitu Pulau Pisang, Bengkunat, dan Pesisir Tengah. Pulau Pisang memiliki kecepatan arus rata-rata 1,67 m/s dengan potensi produksi energi tahunan 47.323,89 kW untuk turbin Darrieus dan 94.647,79 kW untuk turbin Gorlov. Bengkunat memiliki kecepatan rata-rata 1,25 m/s dengan potensi energi tahunan 2.000,68 kW Darrieus dan 4.309,75 kW Gorlov. Pesisir Tengah memiliki kecepatan rata-rata 0,59 m/s dengan potensi energi 1.373,14 kW Darrieus dan 2.746,29 kW Gorlov. Berdasarkan hasil pemetaan arus, wilayah Pulau Pisang merupakan lokasi yang sangat potensial untuk pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut (PLTAL), mengingat karakteristik arus laut di sekitarnya yang cukup stabil dan memiliki kecepatan yang mendukung konversi energi. Namun demikian, terdapat beberapa kendala teknis yang menjadi hambatan dalam pengembangan di lokasi tersebut. Oleh karena itu, wilayah Pesisir Tengah dipilih sebagai lokasi alternatif yang lebih layak secara teknis dan operasional, meskipun potensi energi yang dimiliki sedikit lebih rendah dibandingkan.

URI
https://repo.itera.ac.id/depan/submission/SB2508060100

Keyword
Pesisir Barat, Delft3D, Hidrodinamika, PLTAL, Ener Pesisir Barat, Delft3D, Hydrodynamics, PLTAL, Ocea