(0721) 8030188    [email protected]   

Analisis Pencemaran Udara Karbon Monoksida (CO) akibat Fenomena Kebakaran Hutan dan Lahan Dengan Metode Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis (Studi Kasus : Wilayah Kalimantan Tengah Periode 2019-2024)


Karbon monoksida merupakan salah satu parameter pencemaran udara yang memiliki dampak terhadap kondisi atmosfer dan kesehatan manusia. Salah satu penyebab terjadinya karbon monoksida ialah kebakaran hutan dan lahan. Hutan dan lahan gambut yang terbakar terjadi secara berulang dan menyebar, sehingga dapat memberikan dampak fluktuatif terhadap kualitas udara di suatu wilayah. Upaya untuk mencegah dampak tersebut yaitu dengan mengamati fluktuasi perubahan konsentrasi CO. Pengamatan perubahan tersebut dapat dilakukan dengan memantau menggunakan sistem pemantauan udara secara otomatis oleh citra satelit dan stasiun pemantauan kualitas udara (SPKU). Jumlah hotspot di wilayah Kalimantan Tengah menunjukkan pola fluktuatif selama periode 2019–2024. Tahun dengan jumlah hotspot tertinggi adalah tahun 2019 sebanyak 74.880 titik, diikuti oleh tahun 2023 23.897 titik, dan tahun 2024 778 titik. Konsentrasi CO cenderung meningkat pada periode musim kemarau, terutama saat peningkatan jumlah hotspot, seperti yang terjadi pada tahun 2019 dan 2023. Hasil analisis korelasi statistik menunjukkan terdapat hubungan positif tingkat sedang antara jumlah hotspot dan konsentrasi CO berdasarkan data satelit Sentinel-5P, dengan nilai koefisien korelasi Pearson sebesar r = 0,407. Nilai koefisien determinasi (R² = 16,6%) menunjukkan bahwa sekitar 16,6% variasi konsentrasi CO dapat dijelaskan oleh jumlah hotspot.

URI
https://repo.itera.ac.id/depan/submission/SB2508040024

Keyword
Karbon Monoksida Hotspot Citra Satelit SPKU Regresi Linear Sederhana Korelasi