(0721) 8030188    [email protected]   

Potensi Pengaktifan Kembali BRT Trayek Rajabasa–Sukaraja Di Kota Bandar Lampung


Minimnya jumlah transportasi umum yang beroperasi dan tingginya angka kepemilikan kendaraan pribadi di Kota Bandar Lampung menimbulkan pergerakan dan volume kendaraan yang padat diberbagai ruas jalan. Hal tersebut menimbulkan berbagai efek negatif mulai dari kemacetan dan masalah lingkungan seperti pencemaran udara, kebisingan, hingga isu kesehatan. Salah satu cara untuk mangatasi hal tersebut, yaitu dengan penggunaan kendaraan umum seperti BRT. Karena itu, Pemerintah Kota dan Dinas Perhubungan Kota Bandar Lampung mendiskusikan mengenai pengaktifan kembali BRT Trans Lampung yang sempat berhenti beroperasi sejak pandemi Covid-19. Untuk itu perlu adanya analisis mengenai pengaktifan kembali BRT ini dengan tujuan untuk mengetahui potensi dari pengaktifan kembali BRT berdasarkan kesediaan masyarakat. Penelitian ini menggunakan survei stated preference sebagai desain kuesioner yang akan disebarkan ke masyarakat dimana terdapat 23 skenario pengoperasian BRT yang akan ditawarkan. Hasilnya dianalisis menggunakan teknik analisis statistik deskriptif dan analisis spasial berbasis GIS untuk dapat menggambarkan bagaimana kondisi BRT saat ini dan kesedian masyarakat dalam menggunakan BRT. Didapatkan hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden bersedia menggunakan kembali layanan BRT, apabila layanan pengoperasian BRT tersebut ditingkatkan terkhusus dalam kondisi yang terdapat di atribut elemen dasar. Untuk itu, pengaktifan kembali sistem BRT bukan hanya soal perbaikan fisik moda transportasi saja, tetapi juga upaya strategis dalam mengarahkan struktur ruang kota yang lebih tertata, efisien, dan berkelanjutan.

URI
https://repo.itera.ac.id/depan/submission/SB2507260011

Keyword
: transportasi umum, Bus Rapid Transit (BRT), pote