(0721) 8030188    [email protected]   

Studi Pengaruh Steric Sea Level Change Terhadap Muka Air Laut Di Perairan Sumatera Barat Menggunakan Data Stasiun Pasang Surut


Perubahan muka air laut (Sea Level Change) merupakan salah satu dampak paling nyata dari perubahan iklim secara global, terutama bagi negara kepulauan seperti Indonesia. Fenomena ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya adalah steric sea level change, yaitu perubahan ketinggian permukaan laut akibat variasi suhu dan salinitas laut. Sumatera Barat, sebagai provinsi dengan garis pantai sepanjang 2.420 km dan berhadapan langsung dengan Samudra Hindia, menjadi lokasi yang strategis untuk menganalisis dampak fenomena ini. Selain memiliki kerentanan terhadap intrusi air laut dan abrasi pantai, wilayah ini memiliki kompleksitas dinamika laut akibat pengaruh monsoon dan arus laut. Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisis tren muka air laut di Sumatera Barat serta korelasinya dengan suhu dan salinitas sebagai indikator steric sea level change. Penelitian dilakukan dengan menggunakan data observasi dari sembilan stasiun pasang surut milik Badan Informasi Geospasial (BIG) serta data suhu dan salinitas dari website marine copernicus. Tahapan penelitian yaitu pengumpulan data, penyaringan data pasang surut, analisis harmonik dengan metode Least Square menggunakan program u_tide, dan pengurangan data observasi terhadap prediksi pasang surut untuk memperoleh sinyal non-pasang surut (Sea Level Change). Data kemudian diproses dengan metode demeaning, deteksi outlier 3 sigma, interpolasi nearest neighbour, dan analisis regresi linier untuk mengetahui tren serta laju kenaikan muka air laut (mm/tahun) dan korelasinya terhadap suhu dan salinitas. Penelitian ini menunjukkan bahwa tren perubahan muka air laut di beberapa wilayah perairan Sumatera Barat bervariasi, dengan nilai tertinggi tercatat di Sikakap sebesar 5,49 mm/tahun dan terendah di Air Bangis sebesar 0,10 mm/tahun. Hasil analisis menunjukkan bahwa kontribusi steric terhadap SLC berbeda-beda tergantung karakteristik wilayah, dimana suhu lebih dominan di laut terbuka seperti Sikabaluan dan Maileppet, sementara salinitas lebih berpengaruh di daerah pesisir dan semi tertutup seperti Padang, Painan, Sikakap, dan Tuapejat. Stasiun Air Bangis lebih dominan suhu dan ditemukan adanya pola hubungan yang berbeda dari teori steric global, yang diduga disebabkan oleh fenomena upwelling lokal.

URI
https://repo.itera.ac.id/depan/submission/SB2507240066

Keyword
Sea Level Change Suhu Salinitas Steric Sea Level Change Sumatera Barat