Perencanaan Jaringan 5G Non-Stand Alone dengan Perbandingan Frekuensi 2,1 GHz dan 2,3 GHz di Pelabuhan Panjang Bandar Lampung
Perencanaan jaringan 5G Non-Standalone (NSA) di kawasan Pelabuhan Panjang, Bandar Lampung, bertujuan untuk menganalisis cakupan dan kapasitas jaringan dengan menggunakan dua spektrum frekuensi, yaitu 2,1 GHz dan 2,3 GHz. 5G NSA merupakan arsitektur yang memanfaatkan infrastruktur 4G untuk pengelolaan sinyal, sementara 5G digunakan untuk pengiriman data, memungkinkan implementasi yang lebih cepat dan efisien. Metode yang digunakan mencakup studi literatur, pengumpulan data melalui uji lapangan dengan G-Net Track Pro, serta simulasi perencanaan jaringan menggunakan software Atoll. Perencanaan dilakukan melalui dua pendekatan utama, yakni coverage planning dan capacity planning. Pada coverage planning, frekuensi 2,1 GHz memberikan cakupan lebih luas meskipun dengan kapasitas data lebih rendah, sedangkan 2,3 GHz menawarkan kapasitas lebih tinggi namun membutuhkan jumlah site yang lebih banyak. Dalam capacity planning, estimasi kebutuhan kapasitas didasarkan pada potensi pengguna 5G dan parameter volume data serta Data Rate. Hasil simulasi menunjukkan bahwa untuk wilayah seluas 5,2 km², diperlukan antara 7 hingga 11 site pada coverage planning dan 8 hingga 13 site pada capacity planning, tergantung pada frekuensi yang dipilih. Analisis parameter SS_RSRP, SS_SINR, dan Data Rate menunjukkan bahwa setiap frekuensi memiliki keunggulan tersendiri dalam memenuhi kebutuhan cakupan dan kapasitas jaringan.
URI
https://repo.itera.ac.id/depan/submission/SB2507230045
Keyword
5G NSA Coverage Planning Capacity Planning Atoll SS_RSRP SS_SINR Data Rate Pelabuhan Panjang