PENENTUAN CURIE POINT DEPTH (CPD), KEDALAMAN
MOHO DAN CONRAD, SERTA ANALISIS LINEAMENT DI
PULAU SULAWESI MENGGUNAKAN DATA EMAG2v3 DAN
WGM-12
Model magnetik (EMAG2v3) dan model potensial gravitasi global
(WGM-12) digunakan untuk memberikan wawasan baru tentang Curie
Point Depth, Moho, Conrad dan Analisis lineament di Pulau Sulawesi,
yang diperkuat oleh keberadaan struktur sesar utama. Interpretasi data
potensial gravitasi didasarkan pada analisis kedalaman diskontinuitas
Moho dan Conrad, sedangkan data potensial magnetik didasarkan pada
perhitungan Curie Point Depth (CPD) yang selanjutnya digunakan
untuk menentukan distribusi aliran panas dan gradient geothermal di
wilayah penelitian. Kedalaman Moho didapatkan dengan nilai rata-rata
8 hingga 29 km, sementara diskontinuitas Conrad teridentifikasi pada
kedalaman sekitar 3 hingga 5 km. Kedalaman Curie berkisar 30 km
hingga 46 km. Nilai Curie yang lebih dalam dikaitkan dengan aliran panas dan gradient geothermal yang lebih rendah. Kedalaman Curie
tertinggi terletak di wilayah utara Sulawesi, sedangkan yang terendah
berada dibagian barat yang mencerminkan pola yang dipengaruhi oleh
aktivitas tektonik akibat tumbukan dan subduksi antara Lempeng
Eurasia dan Lempeng Indo-Australia. Analisis pola struktur pada
interpretasi difokuskan pada orientasi lineament untuk mengidentifikasi
struktur geofisika di Sulawesi. Filter TDR dan TDX digunakan pada
data magnetik, sedangkan filter HDTDR dan TDR diterapkan pada data
gravitasi. Filter derivative ini diilustrasikan melalui citra hillshade yang
diterapkan pada setiap filter. Filter yang dipilih terbukti efektif dalam
mencocokkan orientasi sistem sesar utama Pulau Sulawesi yang
membentang dari Teluk Palu (Sulawesi Tengah) menuju ke Danau
Poso, lalu berlanjut ke arah tenggara hingga ke Laut Banda pada sudut
azimuth 315° dan 135°. Lineament yang dihasilkan menggambarkan
pergerakan sesar di zona subduksi yang dikendalikan oleh aktivitas
tektonik.
URI
https://repo.itera.ac.id/depan/submission/SB2507220111
Keyword