STUDI KARAKTERISTIK ENDAPAN PALEOTSUNAMI BERDASARKAN ANALISIS SEDIMENTOLOGI, PALEONTOLOGI DAN GEOKIMIA DAERAH AIR PERIUKAN, KABUPATEN SELUMA, PROVINSI BENGKULU
Wilayah pesisir Bengkulu di Sumatra merupakan kawasan yang sangat rentan terhadap gempa bumi dan tsunami karena terletak pada batas lempeng tektonik aktif di Cincin Api Pasifik. Meskipun risikonya tinggi, catatan sejarah tsunami di wilayah ini masih sangat terbatas. Oleh karena itu, penelitian paleotsunami menjadi sangat penting untuk memperpanjang kronologi kejadian tsunami masa lalu dan meningkatkan kesiapsiagaan bencana. Penelitian ini berfokus pada identifikasi dan karakterisasi lapisan endapan paleotsunami dan non-paleotsunami di daerah Air Periukan, Kabupaten Seluma, Bengkulu. Pengambilan inti sedimen dilakukan hingga kedalaman 400 cm menggunakan bor tangan, kemudian dilakukan analisis laboratorium meliputi granulometri, identifikasi mikrofauna, analisis geokimia (XRF), dan Loss on ignition (LOI). Analisis granulometri digunakan untuk menilai ukuran butir, sortasi, skewness, dan kurtosis guna memahami energi dan proses pengendapan. Analisis mikrofauna, khususnya identifikasi foraminifera, digunakan untuk menentukan asal lingkungan dan zona kedalaman endapan. Analisis XRF menargetkan unsur Ca, Sr, Zr, dan Ti sebagai indikator material laut dan transportasi energi tinggi, sedangkan LOI mengukur kandungan organik untuk membedakan lapisan laut dan darat. Secara megaskopis, core BD-17 terbagi menjadi enam Fasies, di mana Fasies C pada kedalaman 201–214 cm dan Fasies E pada kedalaman 248–252 cm yang berupa pasir sangat halus hingga halus, diidentifikasi sebagai kandidat paleotsunami. Hasil granulometri menunjukkan ukuran butir berkisar dari fine silt hingga very coarse silt. Analisis XRF mengindikasikan peningkatan nilai Ca dan Sr pada Fasies C dan E, menunjukkan adanya material karbonat laut yang terbawa. LOI menunjukkan akumulasi bahan organik dan pengendapan mineral karbonat tinggi. Meskipun demikian, foraminifera tidak ditemukan, kemungkinan karena kondisi lingkungan rawa yang asam. Kombinasi bukti-bukti ini memperkuat identifikasi endapan paleotsunami, memperpanjang catatan sejarah tsunami Bengkulu, dan berkontribusi pada upaya mitigasi bencana.
URI
https://repo.itera.ac.id/depan/submission/SB2507220109
Keyword
Bengkulu, Paleotsunami, Tsunami