Analisis Penurunan Muka Tanah Pesisir Timur Pulau Sumatra Menggunakan Data InaCORS Tahun 2020-2024
Land subsidence atau penurunan muka tanah merupakan fenomena geodinamika yang terjadi pada permukaan tanah akibat adanya gerakan vertikal ke bawah di dalam tanah. Faktor penyebab yang paling dominan terjadi adalah akibat ekstraksi air tanah berlebihan, sehingga membentuk rongga di bawah permukaan tanah yang memicu terjadinya penurunan. Fenomena ini memberikan dampak kerugian baik kehidupan sosial maupun ekonomi. Di lain sisi, penurunan yang terjadi di daerah pesisir akan mengundang bencana lain seperti banjir rob sehingga dapat meningkatkan resiko kerugian yang lebih parah. Daerah pesisir juga cenderung memiliki karakteristik jenis tanah lunak sehingga meningkatkan potensi terjadi penurunan. Namun permasalahannya adalah land subsidence berjalan sangat lambat, sehingga diperlukan metode untuk mampu mendeteksi nilai penurunan tersebut. Survei GNSS adalah metode penentuan posisi menggunakan satelit yang mengorbit di luar angkasa yang dapat melakukan pengukuran tanpa terpengaruh waktu. Sehingga laju penurunan dan keefektifan penggunaan GNSS dalam pengamatan dapat dianalisis. Data pengamatan satelit secara kontinyu akan diolah menggunakan software ilmiah untuk menghasilkan data dengan akurasi tinggi. Hasil pengolahan berupa koordinat yang kemudian diplot dan dihitung untuk mengetahui nilai penurunan yang terjadi. Terdapat stasiun yang mengalami penurunan paling tinggi yaitu SAMP, CPID, CKTK, CTAK, LHMI, CBKJ, CDUM, CMNE, CTJB, CIHR, dan lainnya. Dengan demikian penurunan yang terjadi untuk daerah pesisir dapat dianalisis melalui pengamatan metode GNSS. GNSS dapat secara efektif menghasilkan informasi penurunan pada lokasi pengamatan.
URI
https://repo.itera.ac.id/depan/submission/SB2507220085
Keyword
Land subsidence GNSS InaCORS pesisir timur Pulau Sumatra