Analisis Indeks Kekeringan di Pulau Kalimantan Menggunakan Metode Standardized Precipitation Indeks (SPI)
Pulau Kalimantan termasuk wilayah yang rentan terhadap bencana kekeringan. Tercatat pada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bahwa 30 tahun terakhir pulau Kalimantan mengalami kekeringan yang berdampak pada sektor pertanian, lingkungan, dan ketersediaan air bersih. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik klimatologi curah hujan serta tingkat kekeringan secara spasial dan temporal di Kalimantan pada periode 1991–2020. Metode yang digunakan adalah Standardized Precipitation Index (SPI) dengan periode SPI-6 untuk skala musiman dan SPI-12 untuk skala tahunan. Data yang digunakan adalah data curah hujan bulanan dari satelit Climate Hazard Group InfraRed Precipitation with Station (CHRIPS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kalimantan memiliki dua pola curah hujan yaitu pola ekuatorial di bagian Barat, Utara dan Timur, serta pola monsunal di bagian Tengah dan Selatan. Kekeringan ekstrem terjadi pada tahun 1998, 2015, dan 2019. Nilai SPI terendah tercatat di Kalimantan Tengah (SPI-6 = -3,54) dan Kalimantan Selatan (SPI-12 = -3,61). Hasil Pemetaan spasial menunjukkan bahwa Kalimantan Barat, Tengah, dan Selatan merupakan wilayah yang paling sering terdampak kekeringan ekstrem. Metode SPI terbukti efektif menggambarkan kondisi kekeringan sebagai dasar mitigasi dan perencanaan wilayah di Pulau Kalimantan.
URI
https://repo.itera.ac.id/depan/submission/SB2507220050
Keyword