(0721) 8030188    [email protected]   

ANALISIS POLA KEBAKARAN TERHADAP KEPADATAN PENDUDUK KOTA BANDUNG MENGGUNAKAN AUTOKORELASI SPASIAL PERIODE 2018-2023


Pertumbuhan penduduk akibat urbanisasi di Kota Bandung mendorong terjadinya peningkatan kepadatan permukiman yang berpotensi menimbulkan risiko kebakaran, terutama di wilayah dengan tata ruang padat dan kondisi infrastruktur yang terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk menilai keterkaitan secara spasial antara lokasi kejadian kebakaran dengan kepadatan penduduk di Kota Bandung pada periode 2018–2023. Metode yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan analisis autokorelasi spasial, melalui Global Moran’s I dan Local Indicators of Spatial Autocorrelation (LISA). Hasil analisis Global Moran’s I menunjukkan nilai sebesar 0,0348 yang mengindikasikan bahwa secara umum persebaran kejadian kebakaran bersifat acak dan tidak menunjukkan autokorelasi spasial global. Namun, melalui analisis LISA teridentifikasi enam kecamatan yang menunjukkan pola spasial signifikan, di mana dua kecamatan (Bandung Kulon dan Bojongloa Kaler) tergolong dalam klaster High-High (HH) dengan kepadatan penduduk tinggi, sementara tiga kecamatan lainnya (Arcamanik, Buahbatu, dan Panyileukan) termasuk dalam klaster High-Low (HL) meskipun memiliki kepadatan penduduk rendah. Hasil ini menunjukkan bahwa kepadatan penduduk bukan satu-satunya faktor yang memengaruhi kejadian kebakaran, melainkan juga dipengaruhi oleh variabel lain seperti kerapatan bangunan, kondisi infrastruktur listrik, akses jalan, serta perilaku masyarakat. Dengan demikian, pengendalian risiko kebakaran perlu dilakukan secara menyeluruh dan kontekstual dengan mempertimbangkan karakteristik spasial tiap wilayah.

URI
https://repo.itera.ac.id/depan/submission/SB2507110024

Keyword
Kebakaran Kepadatan Penduduk Autokorelasi Spasial Moran's I LISA Kota Bandung