Kajian Peluang Penerapan Produksi Bersih Pada Industri Supri Tempe di Gunung Sulah, Bandar Lampung
Industri tempe merupakan bagian industri pengolahan kedelai menjadi
tempe melalui proses fermentasi. Limbah yang terbentuk selama
pelaksanaan proses produksi tempe jika dibuang langsung ke
lingkungan tanpa melalui sistem pengolahan berpotensi memberikan
dampak negatif. Produksi bersih menjadi salah satu upaya untuk
mencapai produksi yang mengutamakan keberlanjutan dan kelestarian
lingkungan. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menganalisis neraca
massa dan konsumsi energi selama proses produksi tempe,
mengidentifikasi karakteristik kualitas limbah terbentuk serta untuk
merumuskan dan menentukan opsi paling optimal dalam penerapan
produksi bersih pada pengolahan tempe yang dapat direkomendasikan
di industri Supri Tempe. Penentuann alternatif dilakukan dengan
menganalisis kelayakan teknis, lingkungan dan finansial lalu dilakukan
peringkatan alternatif menggunakan metode Analytical Hierarchy
Process (AHP) untuk mendukung hasil utama rekomendasi alternatif.
Hasil analisis menunjukkan bahwa input komponen yang digunakan
mencakup kedelai, air, serta inokulum berupa ragi dan memerlukan
energi selama proses produksi adalah listrik dan LPG. hasil akhir yang
diperoleh berupa produk tempe dengan berat total 220,63 kg atau setara
dengan 1.263 bungkus, limbah padat dan losses yang dihasilkan yaitu
6,3 kg serta limbah cair sebanyak 1.311,69 L. Karakteristik limbah cair
berdasarkan analisis dengan parameter COD, BOD, TSS dan pH secara
dalam urutan nilai yaitu sebesar 34.900 mg/L, 237 mg/L, 3.094 mg/L
dan 4,3 hasil tersebut menunjukkan bahwa limbah cair melebihi standar
kualitas mutu yang telah ditetapkan oleh PERMEN LH No. 5 Tahun
2014. Berdasarkan dari analisis AHP, penampungan ceceran kedelai
merupakan prioritas utama alternatif penerapan produksi bersih.
URI
https://repo.itera.ac.id/depan/submission/SB2506270011
Keyword
Analytical Hierarchy Process (AHP) industri tempe limbah produksi bersih