(0721) 8030188    [email protected]   

Perancangan Taman Kota sebagai Public Space dengan Pendekatan Biofilik di Bandar Lampung


Kota Bandar Lampung tengah menghadapi krisis lingkungan akibat minimnya Ruang Terbuka Hijau (RTH). Dari total luas wilayah 19.722 ha, hanya sekitar 4,5% yang tersisa sebagai RTH, jauh di bawah standar minimal 30% yang diamanatkan oleh Undang-Undang No. 26 Tahun 2007. Penurunan tajam ini terjadi akibat alih fungsi lahan menjadi permukiman dan infrastruktur. Kondisi ini memicu berbagai permasalahan lingkungan seperti banjir, peningkatan suhu udara (urban heat island), polusi, dan minimnya ruang publik yang memadai untuk masyarakat berkumpul, bersosialisasi, rekreasi. Untuk menjawab isu tersebut, diperlukan perancangan Taman Kota yang tidak hanya menambah luasan RTH, tetapi juga berperan sebagai ruang publik yang inklusif, ekologis, dan fungsional. Pendekatan biofilik diusung sebagai strategi desain untuk menghubungkan kembali manusia dengan alam secara emosional dan fisik. Selain itu, bambu dipilih sebagai material utama karena bersifat ramah lingkungan, mudah diperbarui, dan memiliki nilai budaya lokal. Perancangan taman kota sebagai public space ini diharapkan mampu menjadi solusi dalam isu pemulihan lingkungan sekaligus peningkatan kualitas hidup masyarakat urban di Bandar Lampung.

URI
https://repo.itera.ac.id/depan/submission/SB2506190033

Keyword
Ruang Terbuka Hijau Public Space Biofilik