Analisis Spasial Risiko Bencana Tsunami di Pesisir Provinsi Lampung Menggunakan Sistem Informasi Geografis, Studi Kasus: Kecamatan Katibung, Kecamatan Sidomulyo, dan Kecamatan Kalianda
Tsunami merupakan salah satu bencana geologi yang tidak dapat dihindari, namun dampaknya dapat diminimalkan melalui upaya mitigasi dan adaptasi berbasis risiko. Kabupaten Lampung Selatan merupakan wilayah pesisir yang memiliki kerentanan tinggi terhadap tsunami karena berbatasan langsung dengan laut dan berada dekat Gunung Anak Krakatau sebagai gunung api aktif. Peristiwa tsunami tahun 2018 akibat longsoran tubuh gunung tersebut menimbulkan kerusakan signifikan, khususnya di Kecamatan Katibung, Sidomulyo, dan Kalianda. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat bahaya, kerentanan, kapasitas, dan risiko tsunami di ketiga kecamatan tersebut. Metode yang digunakan adalah overlay berbasis Sistem Informasi Geografis (SIG) mengacu pada Perka BNPB No. 2 Tahun 2012. Hasil kajian menunjukkan seluruh kecamatan berada pada tingkat bahaya tinggi dengan luas terdampak: Katibung 5.952 ha, Sidomulyo 2.870 ha, dan Kalianda 10.873 ha. Kerentanan tergolong rendah dengan luasan: Katibung 5.119 ha, Sidomulyo 2.502 ha, dan Kalianda 10.305 ha. Kapasitas daerah tergolong sedang, dengan indeks tertinggi di Kalianda (0,60), diikuti Sidomulyo (0,57) dan Katibung (0,56). Kalianda memiliki kesiapsiagaan dan fasilitas penanggulangan bencana lebih lengkap dibanding dua kecamatan lainnya. Berdasarkan kombinasi parameter bahaya, kerentanan, dan kapasitas, seluruh wilayah tergolong dalam kelas risiko sedang. Luas wilayah berisiko terbesar terdapat di Kalianda 10.233 ha, kemudian Katibung 5.048 ha, dan Sidomulyo 2.480 ha. Temuan ini diharapkan menjadi dasar perencanaan mitigasi adaptasi risiko bencana tsunami yang lebih efektif di wilayah pesisir Lampung Selatan
URI
https://repo.itera.ac.id/depan/submission/SB2506180024
Keyword
Tsunami Bahaya Kerentanan Kapasitas Risiko