PEMODELAN NILAI AEROSOL OPTICAL DEPTH (AOD) BERDASARKAN FAKTOR IKLIM DAN FAKTOR ANTROPOGENIK MENGGUNAKAN GENERALIZED LINEAR MODEL (GLM) MELALUI PENDEKATAN DISTRIBUSI GAMMA (STUDI KASUS DI PROVINSI LAMPUNG)
Aerosol Optical Depth (AOD) menggambarkan seberapa banyak partikel aerosol di atmosfer yang menyerap dan menghamburkan cahaya matahari. Nilai AOD yang tinggi sering dikaitkan dengan peningkatan polusi udara, yang bisa berdampak pada kesehatan, iklim, dan kualitas udara. Penelitian ini menganalisis pengaruh faktor iklim dan factor antropogenik terhadap nilai AOD di Provinsi Lampung, menggunakan pendekatan Generalized Linear Model (GLM) melalui pendekatan distribusi Gamma. Data mingguan dari Januari 2020 hingga Desember 2023 digunakan, meliputi temperatur, kelembapan, curah hujan, durasi penyinaran matahari, kecepatan angin, massa black carbon, dan Ultraviolet Aerosol Index (UVAI). Analisis mencakup model tanpa lag dan model dengan lag waktu untuk melihat potensi efek tertunda dari tiap variabel. Hasilnya menunjukkan bahwa kelembapan, penyinaran matahari, massa black carbon, dan UVAI berpengaruh secara signifikan terhadap AOD. Model terbaik adalah model dengan adanya penambahan variabel lag tiga minggu untuk kelembapan, penyinaran matahari, dan massa black carbon, serta lag satu minggu untuk UVAI. Model ini menghasilkan AIC sebesar 32,5106 dan MAPE sebesar 13,46%. Uji korelasi silang juga memperkuat hasil tersebut, menunjukkan adanya pengaruh tertunda dari beberapa variabel. Secara keseluruhan, penggunaan model dengan lag terbukti meningkatkan akurasi prediksi AOD, dan penting dipertimbangkan dalam studi kualitas udara, terutama di wilayah tropis seperti Lampung.
URI
https://repo.itera.ac.id/depan/submission/SB2506030144
Keyword
Aerosol Optical Depth (AOD) Faktor Iklim Faktor Antropogenik Distribusi Gamma Generalized Linear Model (GLM) Lag Waktu