Pengaruh Kerapatan Vegetasi Terhadap Kualitas Lingkungan di Kota Pekanbaru
Penelitian ini menganalisis pengaruh kerapatan vegetasi terhadap kualitas lingkungan di Kota Pekanbaru. Urbanisasi masif menyebabkan degradasi lingkungan, ditandai penurunan area hijau, peningkatan polusi udara (PM2.5 35-50 μg/m³), urban heat island (5-7°C), dan tingginya kasus ISPA. Kondisi ini menekankan urgensi peran vegetasi sebagai infrastruktur hijau esensial untuk kota layak huni. Tujuan penelitian adalah menganalisis pengaruh kerapatan vegetasi terhadap parameter kualitas lingkungan di Pekanbaru, meliputi identifikasi kerapatan vegetasi (NDVI), kondisi kualitas lingkungan berdasarkan kelas NDVI, serta analisis pengaruhnya. Metode penelitian kuantitatif dengan statistik deskriptif dan inferensial (korelasi dan regresi linear) digunakan. Kerapatan vegetasi diidentifikasi dari citra Sentinel-2 (2024) di Google Earth Engine dan ArcGIS, diklasifikasikan ke lima kelas NDVI. Pengukuran kualitas lingkungan (PM2.5, PM10, NO2, O3, suhu permukaan) dilakukan pada 20 titik sampel selama 7 hari menggunakan AirCare dan Windy.com. Analisis data melibatkan Uji Normalitas, Korelasi, dan Regresi Linear Sederhana. Kesimpulan menunjukkan kerapatan vegetasi berpengaruh signifikan terhadap kualitas lingkungan di Pekanbaru. Meskipun 77,76% wilayah kota memiliki NDVI > 0,42, distribusinya tidak merata; polutan dan suhu tertinggi terkonsentrasi di area NDVI rendah (pusat kota). Peningkatan NDVI secara signifikan menurunkan konsentrasi polutan dan suhu. Vegetasi paling efektif mereduksi NO₂ (66,41%), PM₂.₅ (57,46%), dan PM₁₀ (54,02%), dengan kontribusi terbatas pada O₃ (6,99%). Peningkatan kerapatan vegetasi juga menurunkan suhu permukaan hingga ±3,80°C. Temuan ini menegaskan peran esensial vegetasi sebagai infrastruktur hijau dalam menjaga kualitas udara dan stabilitas termal perkotaan.
URI
https://repo.itera.ac.id/depan/submission/SB2506030033
Keyword
Kota Layak Huni Kerapatan Vegetasi NDVI