Tingkat Kesesuaian Habitat Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis) di Beberapa Pulau Introduksi Indonesia
Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) merupakan salah satu jenis primata yang memiliki sebaran luas di Indonesia seperti Sumatera, Kalimantan, Jawa, hingga Indonesia bagian timur yaitu NTT dan NTB dengan status Genting (Endangered) karena terdapat indikasi penurunan populasi. Hal ini disebabkan oleh tingginya permintaan perdagangan internasional dan persekusi dari masyarakat di beberapa daerah, khususnya di Pulau introduksi, karena dianggap sebagai hama. Anggapan bahwa monyet ekor panjang dianggap sebagai hama menjadikan data kesesuaian habitat sebagai salah satu upaya tindakan konservasi yang penting untuk menjaga populasinya tetap terjaga dan memastikan pemanfaatannya secara lestari di Pulau introduksi Indonesia. Analisis kesesuaian habitat dilakukan dengan menggunakan Maximum Entropy untuk menganalisis hubungan pengaruh variabel-variabel lingkungan tersebut terhadap keberadaan satwa. Variabel yang digunakan meliputi jarak dari pemukiman, sungai, jalan, garis pantai, sumber air, suhu permukaan tanah, kelembaban, ketinggian dan kemiringan. Validasi model dinilai berdasarkan nilai AUC (Area Under Curve) dari kurva ROC (Receiver Operating Characteristic) yang memberikan informasi akurasi secara keseluruhan yang tidak dipengaruhi oleh nilai ambang batas dengan dibagi dalam tiga kelas yaitu rendah, sedang, dan tinggi dengan rentang nilai 0 sampai 1 yaitu 0 - 0.33 berarti (rendah), 0.33 - 0.66 (sedang), 0.66 - 1 (tinggi). Faktor ketinggian menjadi variabel paling berpengaruh pada Pulau Bonerate dan Kalao, dengan nilai AUC masing-masing mencapai 0,855 dan 0,787. Di sisi lain, jarak dari rawa merupakan variabel dominan di Pulau Deli, yang menunjukkan nilai AUC 0,745.
URI
https://repo.itera.ac.id/depan/submission/SB2505260027
Keyword
Kesesuaian habitat Maximum entropy Monyet ekor panjang Pulau introduksi