ANALISIS SEKUEN STRATIGRAFI DAN PENENTUAN PALEOGEOGRAFI PADA LAPANGAN “BN” CEKUNGAN SUMATRA TENGAH
Menurut Perpres RI No 22 (2017), minyak dan gas bumi masih terus dimanfaatkan, diperkirakan permintaannya terus meningkat hingga tahun 2050. Di sisi lain, kebutuhan energi minyak bumi di Indonesia masih tinggi, namun tingkat produksinya menunjukkan penurunan, dari sebelumnya 25% menjadi sekitar 20%. Salah satu cekungan yang memberikan kontribusi besar terhadap produksi hidrokarbon di Indonesia adalah Cekungan Sumatra Tengah. Analisis sekuen stratigrafi dan paleogeografi memiliki peran penting dalam memahami karakteristik geologi serta distribusi cadangan hidrokarbon pada suatu wilayah. Penelitian ini difokuskan pada lingkungan pengendapan dan analisis sekuen stratigrafi untuk mengidentifikasi potensi hidrokarbon pada lokasi penelitian. Studi ini dilakukan menggunakan data empat sumur yang berada di Cekungan Sumatra Tengah. Tujuan penelitian ini meliputi: menentukan lingkungan pengendapan, menginterpretasikan sekuen stratigrafi, dan merekonstruksi kondisi paleogeografi lokasi penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian ialah petrofisika untuk penafsiran elektrofasies didukung dengan analisis sekuen stratigrafi model transgressive-regressive yang menggunakan data log gamma ray, resistivitas, densitas, dan neutron dari keempat sumur tersebut. Hasil analisis elektrofasies mengidentifikasi lingkungan pengendapan berupa tidal ridge, mixed tidal flat, delta front, pro-delta, offshore, shoreface, fluvial floodplain, fluvial point bar, dan fluvial channels. Sekuen stratigrafi yang terbentuk ialah dua sekuen utama. Pada umur Eosen hingga Miosen Awal terbentuk pola pengendapan transgresi-regresi secara regional. Formasi Pematang dan Formasi Menggala mencerminkan awal dari pengendapan dengan lingkungan lakustrin hingga tidal flat. Pola transgresi berlanjut dengan pengendapan Formasi Bekasap, ditandai oleh perubahan lingkungan tidal flat menjadi deltaic. Selanjutnya, pengendapan Formasi Telisa dengan lingkungan offshore sebagai batas Maximum Flooding Surface (MFS). Akhirnya, perkembangan lingkungan regresif menuju deltaic-fluvial tercermin pada pengendapan regional Formasi Petani.
URI
https://repo.itera.ac.id/depan/submission/SB2505260001
Keyword
Lingkungan pengendapan Elektrofasies paleogeografi sekuen stratigrafi