IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK BATUPASIR DI BUKIT WATA DAGI, PULAU RAIJUA, NUSA TENGGARA TIMUR
Kebutuhan minyak dan gas bumi di indonesia hingga tahun 2050 masih sangat diperlukan, sehingga eksplorasi menjadi salah satu cara efektif untuk menemukan sumber hidrokarbon baru. Cekungan Sabu merupakan salah satu cekungan depan busur yang berada di kawasan timur Indonesia. Cekungan Sabu memiliki status cekungan yang belum di eksplorasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik batupasir yang mencakup fasies, asosiasi fasies, penentuan umur relatif batuan, kematangan tekstur, provenan, dan iklim purba untuk mencari batuan reservoar. Penelitian ini menggunakan metode analisis fasies untuk menentukan lingkungan pengendapan, analisis petrografi untuk menentukan tekstur dan kematangan tekstur, analisis provenan untuk menentukan batuan asal, dan analisis iklim purba untuk menentukan pelapukan batuan sumber. Penampang stratigrafi setebal 30 meter digunakan untuk analisis fasies. Analisis petrografi menggunakan metode point counting terhadap tujuh sayatan tipis digunakan untuk menentukan modal komposisi batuan, dan menentukan fosil foraminifera bentonik besar. Hasil analisis fasies menunjukkan ada 7 fasies yaitu fasies batulanau laminasi (F1), fasies batupasir sedang masif (F2), fasies batupasir sedang laminasi (F3), Fasies batupasir kasar masif (F4), fasies batupasir kasar laminasi (F5), fasies batupasir kasar loadcast (F6), fasies batupasir kasar bioturbasi (F7), yang di kelompokkan menjadi 2 asosiasi fasies yaitu (AF1) yang terendapkan pada lingkungan lower shoreface – offshore transition, (AF2) pada lingkungan middle – lower shoreface. Batupasir pada daerah penelitian berumur Paleosen – Eosen yang ditunjukan dengan fosil penanda Nummulites sp. dan Discocyclina sp.. Batuan dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu sedimen silisiklastik berupa quartz arenite dan sedimen karbonat silisiklastik berupa allochemic sandstone. Quartz arenite memiliki tingkat kematangan tekstur submature. Provenan berasal dari provinsi recycled orogen berupa quartzose recycled dan transitional recycled dengan setting tektonik foreland basin dan continental thrustbelt. Batuan sumber dari batupasir di Bukit Wata Dagi berasal dari kompleks Pilbara, kompleks Pine Creek, kompleks Tanami, kompleks Arunta, kompleks Musgrave, dan kompleks Tennant Creek. Tingkat pola pelapukan yang bervariasi dari rendah, sedang dan tinggi diakibatkan oleh perbedaan iklim. Paleoklimat pada daerah sumber sedimen menunjukkan iklim semi humid – humid yang disebabkan oleh peristiwa Paleosen Eosen Thermal Maximum. Batupasir yang berada di Pulau Raijua, ekuivalen dengan batupasir pada Formasi Hibernia (anggota batupasir Grebe) yang berperan sebagai batuan reservoir pada sistem minyak bumi sub Cekungan Vulcan, Cekungan Bonaparte.
URI
https://repo.itera.ac.id/depan/submission/SB2505230001
Keyword
Ekuivalen Formasi Hibernia Paleogen Pulau Raijua reservoir