Analisis Kelayakan Aspek Teknis, Teknologi dan Finansial pada Pendirian
Industri Dietary Fiber dari Onggok di Kabupaten Lampung Tengah
Lampung merupakan daerah penghasil singkong terbesar di Indonesia. Produksi
satu ton singkong menjadi tepung tapioka menghasilkan pati sebanyak 25%,
onggok sebesar 11,4%, kulit singkong sebanyak 15% serta limbah cair. Onggok
dapat diolah menjadi dietary fiber dengan perlakuan asam basa, karena kandungan
serat onggok yang tinggi dapat dimanfaatkan sebagai serat pangan. Saat ini masih
belum ada industri yang memanfaatkan limbah onggok untuk menjadi produk
dietary fiber. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan menganalisis aspek teknis
dan teknologi serta aspek finansial dari kelayakan pendirian industri dietary fiber
dari onggok. Aspek teknis dan teknologi yang dianalisis meliputi penentuan
kapasitas produksi, pemilihan mesin dan peralatan, neraca massa, kebutuhan listrik,
luas ruang, dan penentuan lokasi industri menggunakan Aanlitic Hyrarcy Process.
Selain itu, dilakukan pengkajian terhadap aspek finansial yang meliputi perhitungan
NPV, IRR, Net B/C, PBP, BEP, dan analisis sensitivitas. Hasil aspek teknis yaitu
kapasitas produksi per tahun yaitu 6.566,4 ton, mesin dan peralatan yang digunakan
yaitu sebanyak 35 jenis, total kebutuhan listrik sebesar 1.464.633,07 kwh/tahun,
kebutuhan luas ruang keseluruhan yaitu sebesar 1.761,49 m2
, dan lokasi industri ini
didirikan di Terbanggi Besar. Aspek finansial menghasilkan nilai NPV Rp.
338.564.131.325,- bernilai positif yang berarti layak, IRR sebesar 97% layak karena
diatas tingkat suku bunga. Net B/C sebesar 1,27 lebih dari 1 sehingga industri
tersebut layak, PBP yaitu 8 bulan 9 hari, layak karena umur pengembalian modal
yang pendek. BEP dietary fiber yaitu BEP unit 7.065 unit/tahun dan BEP harga Rp.
31.237.733.579. BEP sirup gula yaitu BEP unit 63.550 unit/tahun dan BEP harga
Rp. 6.444.347.776.
URI
https://repo.itera.ac.id/depan/submission/SB2503190002
Keyword
feasibility analysis, dietary fiber, industry, cas