PENGUKURAN AWAL LAND SUBSIDENCE DENGAN GNSS METODE STATIK DIFERENSIAL DI WILAYAH PESISIR TIMUR PROVINSI LAMPUNG
View/Open
Author
Ahmad, Yudha Permana
Advisor
Meraty Ramadhini, S.S.T., M.T., Redho Surya Perdana, S.T., M.T, Satrio Muhammad Alif, S.T., M.T,
Koleksi
Teknik Geomatika
Publisher
Fenomena penurunan muka tanah atau land subsidence sering terjadi di kota-kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Bandung, dan Semarang yang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor hingga menyebabkan resiko dan kerugian bagi masyarakat yang terkena dampak. Bencana ini dapat terjadi di mana pun seperti di daerah pesisir Timur Lampung sehingga perlu dilakukan pemantauan pada wilayah tersebut dalam jangka panjang. Dengan memperhatikan resiko yang umum terjadi seperti banjir rob yang telah menenggelamkan pulau maupun daratan di pesisir utara pulau Jawa sehingga diperlukan langkah awal dalam upaya mitigasi bencana di lokasi tersebut tersebut.
Peneliti ingin mengkaji mengenai fenomena tersebut dengan melakukan pengukuran awal menggunakan teknologi GNSS sehingga dilakukan pembuatan titik kontrol baru yang dapat digunakan dalam kebutuhan pengamatan beberapa tahun ke depan. Penelitian dilakukan dengan metode statik selama kurang lebih 24 jam di 5 titik kontrol yang kemudian diolah secara jaring dengan perangkat lunak ilmiah Bernese 5.2 menggunakan 10 titik ikat IGS. penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan kualitas data yang baik berdasarkan kelayakan lokasi pemasangan titik kontrol serta data koordinat teliti sebagai data awal pengamatan land subsidence tahun 2024.
Berdasarkan hasil pengamatan pada seluruh titik, terdapat 4 titik yaitu titik KTPY, PSY1, SDMY, dan LBMY dimana pada parameter MP1, MP2, IOD slips, dan IOD/MP slips diatas toleransi kriteria kualitas data yang baik. Parameter tertinggi terdapat pada pengamatan titik KTPY dengan nilai MP1 1,2 m dan MP2 1,3 m dikarenakan faktor obstruksi di lokasi yang cukup padat dan nilai IOD slips dan IOD/MP slips di 450 dan 491. Hasil tersebut tentu akan mempengaruhi ketelitian koordinat yang dihasilkan sehingga kelayakan lokasi pengamatan akan sangat berpengaruh. Hasil pengolahan pada komponen tinggi (h) yang diperoleh menunjukan RMSE rata-rata pada orde milimeter dengan nilai tertinggi 0,0075 m pada titik SDMY dan terendah 0,0041 m pada titik PSY1. Hasil tinggi geodetik yang diperoleh dilakukan transformasi ke dalam model geoid INAGEOID 2020 untuk memperoleh tinggi orthometrik.
URI
https://repo.itera.ac.id/depan/submission/SB2502210004
Keyword
Land Subsidence Survei GNSS International GNSS Service Tinggi Orthometrik