(0721) 8030188    [email protected]   

Geologi dan Analisis Kestabilan Lereng Menggunakan Metode Slope Mass Quality (Qslope) Pada PIT X Tambang Terbuka dan Sekitarnya PT Allied Indo Coal Jaya, Sawahlunto, Sumatra Barat


View/Open

Author
Cantika, Helena Zylva

Advisor
Alviyanda, S.T., M.T,

Koleksi
Teknik Geologi

Publisher


Daerah penelitian terletak di wilayah PT. Allied Indo Coal Jaya, Kota Sawahlunto yang memiliki kondisi geologi kompleks, daerah penelitian ini termasuk dalam Cekungan Ombilin yang memiliki potensi sumber daya alam beragam terutama batubara. Studi ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik geologi melalui pemetaan geologi serta mengevaluasi kestabilan lereng menggunakan metode Slope Mass Quality (Qslope). Pemetaan geologi dilakukan untuk mengidentifikasi stratigrafi, struktur geologi, dan kondisi geomorfologi yang juga berpengaruh terhadap kestabilan lereng. Pengolahan dan analisis data citra satelit serta analisis laboratorium juga dilakukan untuk mendukung data lapangan. Hasil pemetaan menunjukkan bahwa daerah penelitian tersusun oleh satuan batupasir, satuan konglomerat, dan satuan granit dengan struktur berupa Sesar Normal Bukit Salaranggantung dan Sesar Mendatar Bukit Salaranggantung. Daerah penelitian yang dilalui zona sesar besar Sumatra menyebabkan terbentuknya berbagai sesar lokal termasuk pada daerah penelitian, sehingga keterdapatan zona lemah pada sekitar area perbukitan mengakibatkan adanya potensi ketidakstabilan lereng pada daerah penelitian, sehingga analisis kestabilan lereng perlu dilakukan terutama lereng pada wilayah pertambangan. Sejarah geologi daerah penelitian dimulai dari Oligosen Awal, satuan batupasir diendapkan pada lingkungan fluvial dan mengalami variasi kecepatan arus air sehingga terdapat sisipan berupa batulanau dan batulempung yang menunjukan terjadi perubahan variasi arus menjadi lebih tenang sehingga material yang lebih halus terendapkan, kemudian satuan konglomerat terbentuk pada lingkungan pengendapan aluvial pada periode yang sama dengan batupasir namun terjadi perubahan arus yang lebih tinggi sehingga memungkinkan material yang kasar berukuran kerikil hingga kerakal terbawa dan terendapkan. Selanjutnya pada Miosen Awal terjadi intrusi granit yang mengubah kondisi geologi sebelumnya. Intrusi ini terjadi akibat aktivitas tektonik yang menyebabkan magma naik dan mendingin di bawah permukaan, membentuk batuan granit yang mengintrusi lapisan batuan yang lebih tua, termasuk Formasi Ombilin. Analisis kestabilan lereng dilakukan pada empat lereng utama dengan nilai Qslope masing-masing pada lereng 1 yaitu 15,85, lereng 2 yaitu 4,83, lereng 3 yaitu 7,08, dan dan lereng 4 yaitu 12,31 serta sudut bukaan lereng antara 35° hingga 60°. Hasil menunjukkan bahwa semua lereng dalam kondisi stabil, namun potensi ketidakstabilan dapat meningkat pada area yang terpengaruh oleh struktur geologi dan perbedaan karakteristik litologi.

URI
https://repo.itera.ac.id/depan/submission/SB2502170010

Keyword
Cekungan Ombilin kestabilan lereng Qslope