(0721) 8030188    [email protected]   

Integrasi Geologi, Pengindraan Jauh, dan CO2 Flux untuk Mengidentifikasi Potensi Geotermal di Kota Bandar Lampung dan Sekitarnya, Provinsi Lampung


Indonesia merupakan negara yang terletak di pertemuan tiga lempeng tektonik, yaitu Lempeng Indo-Australia, Lempeng Eurasia, dan Lempeng Pasifik. Kerangka tektonik tersebut berkaitan dengan potensi energi panas bumi. Geotermal merupakan energi panas bumi yang berasal dari panas dalam bumi dan menjadi sumber energi alternatif. Potensi geotermal di Indonesia tersebar di berbagai provinsi, yaitu Jawa, Sumatra, Sulawesi, Nusa Tenggara, dan provinsi lainnya. Di Pulau Sumatra, Provinsi Lampung menjadi salah satu daerah dengan manifestasi panas bumi yang menarik untuk diteliti. Tujuan dari dilakukannya penelitian ini, yaitu untuk mengidentifikasi geomorfologi, stratigrafi, struktur geologi, merekonstruksi sejarah geologi, dan mengidentifikasi potensi geotermal pada daerah penelitian. Pemetaan geologi dilakukan di daerah Kecamatan Panjang dan Sekitarnya, Kota Bandar Lampung dengan batas luas kavling 3x3 km². Di wilayah penelitian terdapat morfografi berupa dataran, dataran bergelombang, dan perbukitan. Kelurusan daerah penelitian dengan arah tegasan, yaitu berarah barat laut–tenggara. Pada daerah penelitian memiliki tiga satuan geomorfologi berdasarkan Van Zuidam (1985), yaitu Satuan Dataran Fluvial, Dataran Bergelombang Denudasional, dan Perbukitan Curam Struktural. Didapatkan struktur sekunder berupa kekar gerus, berdasarkan klasifikasi Anderson (1951), indikasi jenis sesar yang berkaitan dengan kekar gerus ini, yaitu sesar mendatar. Analisis sejarah geologi daerah penelitian berdasarkan analisis data lapangan yang dikaitkan dengan umur geologi serta peristiwa geologi yang terjadi. Pada penelitian ini terdapat studi khusus, yaitu untuk mengidentifikasi zona potensi geotermal pada daerah penelitian. Di daerah penelitian terdapat zona yang diindikasikan memiliki potensi hidden geothermal system. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dari penelitian, memiliki beberapa kesimpulan, yaitu satuan geomorfologi di daerah penelitian terbagi menjadi tiga satuan, stratigrafi daerah penelitian terdiri dari empat satuan, hasil analisis kekar gerus sebagai indikasi sesar mendatar berdasarkan Anderson (1951), sejarah geologi daerah penelitian dimulai pada periode Pra Tersier dengan pembentukan sekis dan di daerah penelitian terdapat zona potensi geotermal, yaitu pada daerah yang memiliki nilai anomali CO₂ flux dengan densitas kerapatan kelurusan sedang hingga sangat tinggi.

URI
https://repo.itera.ac.id/depan/submission/SB2502140088

Keyword
CO₂ flux geologi geotermal