Pengaruh Waktu Pirolisis Terhadap Karakteristik Arang Aktif Bambu Sembilang
yang Diaktivasi Kalium Hidroksida
View/Open
Author
OCTAVIA, FERDELISA SILALAHI
Advisor
Dr. Sena Maulana, S.Hut., M.Si., Rio Ardiansyah Murda, S.Hut., M.Si., Dr. Nur Adi Saputra, S.Hut., M.Sc.,
Koleksi
Rekayasa Kehutanan
Publisher
Indonesia saat ini menempati urutan ketiga negara penghasil bambu terbesar di dunia setelah
Cina dan Thailand. Salah satu jenis bambu yang terkenal di Indonesia adalah jenis bambu
sembilang (Dendrocalamus giganteus Munro). Jenis bambu sembilang merupakan jenis
bambu yang berpotensi sebagai arang aktif yang dapat menjerap limbah amonia. Gas amonia
yang terlepas ke udara dapat menyebabkan pencemaran, mempengaruhi kualitas udara dan
memiliki dampak negatif pada ekosistem, termasuk penurunan pH tanah dan air. Oleh karena
itu, peningkatan daya jerap arang aktif bambu sembilang untuk mengatasi pencemaran
amonia ke lingkungan merupakan hal yang penting untuk dilakukan. Tujuan dari penelitian
ini adalah menentukan pengaruh variasi waktu pirolisis terhadap kemampuan adsorpsi arang
aktif dari bambu sembilang sebagai adsorben amonia sesuai dengan SNI 06-3730-1995.
Pembuatan arang aktif dilakukan dengan persiapan bahan baku, karbonisasi hidrotermal,
aktivasi kimia menggunakan KOH, pengarangan dengan metode pirolisis, penghalusan dan
pengayakan. Variabel yang digunakan yaitu waktu pirolisis (30 menit, 45 menit dan 60
menit). Karakteristik arang aktif yang diuji adalah rendemen, kadar air, kadar abu, kadar zat
menguap, kadar karbon terikat serta uji daya jerap larutan amonia. Selain itu, dilakukan juga
analisis morfologi permukaan (FE-SEM) dan struktur pori karbon aktif (BET). Waktu
pirolisis 60 menit dipilih sebagai waktu pirolisis terbaik dibandingkan dengan waktu pirolisis
lainnya karena memiliki kemampuan daya jerap serta hasil analisis FE-SEM, BET, XRD dan
FTIR yang paling optimal.
URI
https://repo.itera.ac.id/depan/submission/SB2502130071
Keyword
Bambu Sembilang, Pirolisis, Adsorben, Amonia, Aran