Analisis Parameter Atmosfer Saat Kejadian Double Vortex di Samudera Hindia Terhadap Curah Hujan di Pulau Sumatera
Fenomena Double Vortex di Samudera Hindia berdampak besar pada pola curah hujan di Pulau Sumatera. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari parameter atmosfer selama kejadian Double Vortex pada 6 hingga 9 Mei 2022 dan dampaknya terhadap curah hujan di Sumatera. Data dari ERA-5, citra satelit Himawari-8, GSMaP, dan pengukuran GNSS-RO digunakan untuk mengamati perkembangan awan konvektif, pola distribusi curah hujan, dan kondisi atmosfer di lapisan atas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fenomena Double Vortex memengaruhi pola konvergensi dan divergensi yang kuat hingga -30 S⁻¹ dengan kecepatan angin mencapai 18 m/s di sekitar Vortex. Vortex 2 yang berada di Belahan Bumi Selatan (BBS) berkontribusi pada peningkatan curah hujan GsMaP hingga 25 mm/jam di wilayah barat Sumatera. Data observasi BMKG mencatat bahwa curah hujan lebat mencapai nilai 50 hingga 55 mm/hari di wilayah Bengkulu dan Palembang selama puncak fenomena Double Vortex. Akumulasi kelembapan spesifik dan Integrated Water Vapor (IWV) diamati melalui GNSS-RO, menunjukkan bahwa pola konvergensi udara yang intens mendorong peningkatan uap air hingga mencapai 34 kg/m² di atmosfer. Tingginya transportasi kelembapan, berkisar antara 120–200 g/kg, bersama dengan Integrated Water Vapor (IWV) menyebabkan kondisi cuaca di wilayah Sumatera menjadi sangat tidak stabil, sehingga meningkatkan potensi terjadinya hujan lebat, banjir, dan longsor di daerah terdampak.
URI
https://repo.itera.ac.id/depan/submission/SB2502130038
Keyword
Double Vortex, curah hujan, konvergensi, Sumatera, Double Vortex, rainfall, convergence, Sumatra, con