Minyak jelantah merupakan limbah rumah tangga yang sering kali tidak
dimanfaatkan dengan baik. Untuk meningkatkan nilai tambah dari minyak jelantah,
salah satu alternatif pengolahannya adalah melalui pembuatan sabun padat. Namun,
kondisi minyak jelantah secara alami tidak memiliki kandungan zat antioksidan,
sehingga diperlukan penambahan bahan lain yang memiliki aktivitas antioksidan.
Salah satu bahan yang dapat digunakan adalah minyak nyamplung, yang diketahui
memiliki kandungan antioksidan tinggi dan dapat meningkatkan kualitas serta
manfaat sabun padat yang dihasilkan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan
perbandingan terbaik antara minyak jelantah dan minyak nyamplung serta
konsentrasi NaOH dalam pembuatan sabun padat sesuai SNI 3532:2016. Penelitian
ini dilakukan RAL faktorial dengan faktor pertama perbandingan minyak jelantah
dengan minyak nyamplung dan faktor kedua variasi penambahan NaOH. Penelitian
ini menunjukan hasil kadar air pada perlakuan M1 19,21%, 13,54%, perlakuan M2
16,58%, 12,04%, 9,42%, perlakuan M3 10,06%, 23,54%, 12,69%, dan alkali bebas
pada perlakuan M1 0,0640%, 0,0560%, 0,4920%, perlakuan M2 0,0280%,
0,0440%, 0,0320%, perlakuan M3 0,0160%, 0,0280%, 0,3200%. Perlakuan terbaik
diperoleh pada formulasi M3N1 dengan hasil kadar air 8,53%, alkali bebas
0,0160%, total lemak 73,198%, bahan yang tak larut dalam etanol 3,329%, dan
lemak tidak tersabunkan 0,299%. Berdasar analisis finansial kelayak suatu usaha
dengan hasil kriteria yaitu Net Present Value (NPV) Rp 39.355.372, Payback
Period (PP) 0,005 bulan, Benefit Cost Ratio (BCR) 2,2, Break Even Point (BEP)
56,058 pcs, dan Internal Rate of Return (IRR) 12,83% maka usaha sabun yang
dilakukan layak dijalankan.
URI
https://repo.itera.ac.id/depan/submission/SB2502060022
Keyword
Minyak jelantah, sabun padat, dan konsentrasi NaO