(0721) 8030188    [email protected]   

Perencanaan Bangunan Breakwater untuk Penanganan Abrasi Pantai Keraya, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah


Dilansir dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Tahun 2024, terjadi abrasi yang berlokasi di Pantai Keraya, Desa Keraya, Kecamatan Kumai, Kabupaten Kotawaringin Barat, Provinsi Kalimantan Tengah. Pantai ini merupakan salah satu destinasi wisata yang berada di Kotawaringin Barat. Dampak dari abrasi ini ialah terjadinya perubahan garis pantai yang cukup signifikan. Salah satu upaya untuk menanggulangi permasalahan tersebut ialah melakukan perencanaan bangunan breakwater sesuai dengan parameter-parameter dan urgensi pada Pantai Keraya. Parameter-parameter dalam melakukan perencanaan bangunan pelindung pantai antara lain tinggi gelombang signifikan, pasang surut khususnya nilai HHWL (Higher High Water Level), koefisien refraksi serta koefisien shoaling untuk transformasi gelombang laut ke laut dangkal, kenaikan muka air laut, serta Sea Level Rise. Data tinggi dan periode gelombang signifikan diolah dengan menggunakan distribusi probabilitas metode Fisher Tippett Type I pada kala ulang 50 Tahun dengan nilai tinggi dan periode gelombang ekstrim berturut-turut sebesar 3,365 meter dan 6,309 detik. Gelombang yang menjalar menuju perairan dangkal mengalami transformasi gelombang oleh koefisien refraksi dan koefisien shoaling didapatkan nilai tinggi gelombang deformasi sebesar 1,02 meter pada kedalaman 4 meter. Dengan menggunakan metode Least Square, didapatkan nilai HHWL sebesar 0,82 meter. Nilai kenaikan muka air laut akibat gelombang sebesar 0,07 meter. Nilai kenaikan muka air laut sea level rise pada perkiraan terbaik tahun 2075 sebesar 0,24 meter. Maka dapat disimpulkan, nilai elevasi muka air rencana (design water level) yang didapatkan sebesar 1,28 meter. Perencanaan breakwater menggunakan lapis lindung jenis boulder dimana didapatkan nilai rambatan gelombang yaitu 1,46 meter. Maka, elevasi lapis lindung boulder sebesar 2,6 meter. Tebal lapisan berturut-turut sebesar 1,000 meter, 0,500 meter, dan 0,200 meter. Breakwater yang dirancang disusun secara seri sepanjang lokasi tinjauan guna memperkecil peluang terjadinya tombolo setelah konstruksi dibangun.

URI
https://repo.itera.ac.id/depan/submission/SB2501200043

Keyword
gelombang signifikan, transformasi gelombang, Desi