Isolasi Senyawa Metabolit Sekunder dari Kulit Batang Cinnamomum iners sebagai Antibakteri terhadap Bakteri Propionibacterium acnes
Jerawat atau acne vulgaris adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh peradangan
pada lapisan folikel polisebaseus akibat penyumbatan atau penumpukan bahan keratin.
Penyebab utama dari jerawat adalah bakteri Propionibacterium acnes. Cara mengatasi
jerawat adalah salah satunya dengan memakai produk kosmetik yang mengandung
senyawa aktif sebagai anti jerawat dan peradangan, termasuk antibiotik. Namun, jika
dilihat dari kandungan pada produk kosmetik salah satunya yaitu asam salisilat
memiliki efek samping yang menyebabkan resistensi terhadap antibiotik dan iritasi
kulit. Sehingga, salah satu alternatif yang menarik adalah dengan penggunaan obat dari
bahan alam tumbuhan yang sedikit memiliki efek samping. Tumbuhan dengan spesies
Cinnamomum iners, telah lama digunakan dalam pengobatan tradisional sebagai obat
radang dan juga memiliki aktivitas sebagai antibakteri. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengisolasi senyawa metabolit sekunder kulit batang Cinnamomum iners
dengan metode ekstraksi secara maserasi, partisi, fitokimia, isolasi senyawa metabolit
sekunder dengan metode pemurnian (KLT, KCV dan KKG) serta uji antibakteri
dengan metode difusi cakram. Hasil uji fitokimia yang didapatkan pada ekstrak
metanol kasar positif mengandung senyawa terpenoid, alkaloid, flavonoid, fenolik dan
saponin; sedangkan ekstrak hasil partisi yaitu metanol partisi, etil asetat partisi dan nheksana partisi positif mengandung senyawa terpenoid, alkaloid, flavonoid dan fenolik.
Uji antibakteri untuk semua ekstrak Cinnamomum iners mendapatkan hasil yang
positif dalam menghambat bakteri Propionibacterium acnes dan dapat dikategorikan
kuat dengan rata-rata zona hambat terbesar pada ekstrak etil asetat partisi yaitu sebesar
14 ± 1,9 (mm ±SD). Hasil isolasi ekstrak etil asetat partisi adalah isolat D6.6.1.2 dengan
uji fitokimia merupakan senyawa golongan alkaloid. Berdasarkan karakterisasi isolat
D6.6.1.2 menunjukkan adanya gugus kromofor C=C (λmax 204 nm, 228 nm dan 276 nm)
dari analisis UV-Vis. Analisis FTIR menunjukkan adanya vibrasi dari gugus fungsi NH, C-H, C=C, C-N, dan C-O. Analisis LC-MS menunjukkan puncak ion molekul m/z
[M-H] 324,97 (Berat Molekul = 325,97) dengan rumus molekul C19H19NO4 yang
diduga sebagai senyawa nordisentrin. Hasil antibakteri isolat D6.6.1.2 menunjukkan zona
hambat yang kuat dengan nilai rata-rata yaitu 13,2 ± 0,2 (mm±SD).
URI
https://repo.itera.ac.id/depan/submission/SB2501140020
Keyword
antibakteri Cinnamomum iners kosmetik peradangan Propionibacterium acnes