(0721) 8030188    [email protected]   

Isolasi Senyawa Metabolit Sekunder dari Kulit Batang Cinnamomum iners sebagai Antibakteri terhadap Bakteri Propionibacterium acnes


Jerawat atau acne vulgaris adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh peradangan pada lapisan folikel polisebaseus akibat penyumbatan atau penumpukan bahan keratin. Penyebab utama dari jerawat adalah bakteri Propionibacterium acnes. Cara mengatasi jerawat adalah salah satunya dengan memakai produk kosmetik yang mengandung senyawa aktif sebagai anti jerawat dan peradangan, termasuk antibiotik. Namun, jika dilihat dari kandungan pada produk kosmetik salah satunya yaitu asam salisilat memiliki efek samping yang menyebabkan resistensi terhadap antibiotik dan iritasi kulit. Sehingga, salah satu alternatif yang menarik adalah dengan penggunaan obat dari bahan alam tumbuhan yang sedikit memiliki efek samping. Tumbuhan dengan spesies Cinnamomum iners, telah lama digunakan dalam pengobatan tradisional sebagai obat radang dan juga memiliki aktivitas sebagai antibakteri. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengisolasi senyawa metabolit sekunder kulit batang Cinnamomum iners dengan metode ekstraksi secara maserasi, partisi, fitokimia, isolasi senyawa metabolit sekunder dengan metode pemurnian (KLT, KCV dan KKG) serta uji antibakteri dengan metode difusi cakram. Hasil uji fitokimia yang didapatkan pada ekstrak metanol kasar positif mengandung senyawa terpenoid, alkaloid, flavonoid, fenolik dan saponin; sedangkan ekstrak hasil partisi yaitu metanol partisi, etil asetat partisi dan nheksana partisi positif mengandung senyawa terpenoid, alkaloid, flavonoid dan fenolik. Uji antibakteri untuk semua ekstrak Cinnamomum iners mendapatkan hasil yang positif dalam menghambat bakteri Propionibacterium acnes dan dapat dikategorikan kuat dengan rata-rata zona hambat terbesar pada ekstrak etil asetat partisi yaitu sebesar 14 ± 1,9 (mm ±SD). Hasil isolasi ekstrak etil asetat partisi adalah isolat D6.6.1.2 dengan uji fitokimia merupakan senyawa golongan alkaloid. Berdasarkan karakterisasi isolat D6.6.1.2 menunjukkan adanya gugus kromofor C=C (λmax 204 nm, 228 nm dan 276 nm) dari analisis UV-Vis. Analisis FTIR menunjukkan adanya vibrasi dari gugus fungsi NH, C-H, C=C, C-N, dan C-O. Analisis LC-MS menunjukkan puncak ion molekul m/z [M-H] 324,97 (Berat Molekul = 325,97) dengan rumus molekul C19H19NO4 yang diduga sebagai senyawa nordisentrin. Hasil antibakteri isolat D6.6.1.2 menunjukkan zona hambat yang kuat dengan nilai rata-rata yaitu 13,2 ± 0,2 (mm±SD).

URI
https://repo.itera.ac.id/depan/submission/SB2501140020

Keyword
antibakteri Cinnamomum iners kosmetik peradangan Propionibacterium acnes