(0721) 8030188    [email protected]   

STUDI LAND SUBSIDENCE DI BANDA ACEH DAN ACEH BESAR MENGGUNAKAN CITRA SENTINEL 1-A TAHUN 2015-2024


Provinsi Aceh, khususnya Kota Banda Aceh dan Aceh Besar, merupakan wilayah di Indonesia yang mengalami perkembangan pembangunan infrastruktur yang sangat pesat. Maraknya pembangunan untuk menunjang kebutuhan masyarakat dan pertumbuhan ekonomi sering kali menimbulkan masalah keberlanjutan yang berpotensi menimbulkan bencana seperti penurunan muka tanah yang disebabkan oleh penggunaan air tanah yang berlebih, pengerukan tanah, alih fungsi lahan dan bentuk aktifitas pembangunan lainnya. Salah satu masalah yang signifikan di Banda Aceh dan Aceh Besar adalah penurunan muka tanah (land subsidence) yang telah semakin nyata dalam beberapa tahun terakhir. Penurunan ini sebagian besar disebabkan oleh pembangunan infrastruktur yang tidak terkontrol dan perubahan fungsi lahan yang tidak sesuai dengan tata ruang wilayah. Pembangunan gedung-gedung tinggi, penggunaan air tanah yang berlebihan, serta alih fungsi lahan dari kawasan hijau menjadi area komersial atau perumahan yang telah berkontribusi pada penurunan muka tanah di beberapa bagian kota. Penurunan ini memperburuk risiko banjir di kota, terutama selama musim hujan, dan juga mengancam stabilitas bangunan serta infrastruktur lainnya. Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan identifikasi penuruan muka tanah (Land subsidence) Kota Banda Aceh dengan memanfaatkan satelit penginderaan jauh dengan sensor aktif citra Sentinel 1-A dengan metode Interferometric Synthetic Aperture Radar. Sentinel-1A menggunakan C-band Synthetic Aperture Radar (SAR) sensor aktif untuk menghasilkan citra resolusi tinggi dari permukaan bumi. SAR memancarkan gelombang radar ke permukaan bumi dan mengukur pantulan dari berbagai objek untuk membuat gambar yang detail. Data yang digunakan adalah Citra satelit Sentinel 1-A tahun 2015 sampai 2024. Sehingga hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa Kota Banda Aceh dan Aceh Besar pada tahun penelitian mengalami penurunan muka tanah pada wilayah yang memiliki aktifitas pembangunan infrastruktur yang tinggi atau perubahan fungsi lahan. Nilai LOS velocity tertinggi yang terjadi di wilayah Banda Aceh dan Aceh besar terletak pada kecamatan Darussalam dengan nilai -10.9 mm/tahun.

URI
https://repo.itera.ac.id/depan/submission/SB2412200029

Keyword
Sentinel 1-A InSAR Land subsidence