(0721) 8030188    [email protected]   

Analisis Indeks Kekeringan Menggunakan Standardized Precipitation Index (SPI) di Wilayah Sumatra


Kekeringan yang terjadi di Indonesia, khususnya Sumatra semakin meningkat dan berkaitan erat dengan fenomena El-Niño. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis klimatologi curah hujan bulanan dari tahun 1990 – 2021 dan menganalisis indeks kekeringan menggunakan metode SPI 1 dan SPI 12 dengan menggunakan sumber data dari CHIRPS. Klimatologi curah hujan bulanan dan SPI divisualisasikan berdasarkan musim kering (Juni – November) dan musim basah (Desember – Mei). Hasil penelitian klimatologi menunjukkan bahwa curah hujan tertinggi terjadi di Kepulauan Bangka Belitung pada Desember (500 mm/bulan), sedangkan curah hujan terendah di Lampung pada Agustus (50 mm/bulan). SPI 1 menunjukkan kondisi basah maksimum di Lampung pada awal 1991 dengan nilai 3 – 4 dan kering maksimum di Bengkulu pada akhir 2019 dengan nilai (-3) – (-4). SPI 12 menunjukkan basah maksimum di Lampung pada pertengahan 2017 dengan nilai 2 – 3 dan kering maksimum di Sumatera Utara pada akhir 1997 (-3) – (-4). Pada tahun 2015-2016, analisis spasial SPI 1 (Juni – November) dan (Desember – Mei) berturut-turut menunjukkan indeks kering maksimum di Provinsi Riau pada Oktober 2015 dengan nilai -2,9119 dan di Sumatera Utara pada April 2016 dengan nilai -2,7199. Sementara itu, SPI 12 menunjukkan indeks kering maksimum di Sumatera Selatan dan Kepulauan Bangka Belitung pada November 2015 dengan nilai -2,34 dan di Provinsi Riau pada Desember 2015 dengan nilai -2,3786. Pada bulan Oktober 2015 saat El-Niño kuat 2015 – 2016, anomali curah hujan di Sumatera bagian Selatan menunjukkan nilai negatif yang menandakan adanya penurunan curah hujan dari -200 hingga -250 mm/bulan.

URI
https://repo.itera.ac.id/depan/submission/SB2409300109

Keyword
El-Niño Kekeringan Klimatologi SPI El Niño Drought Climatology SPI