(0721) 8030188    [email protected]   

Analisis Skilu pada Rel Lengkung No 14 KM 7+931-8+071 dan No 15 KM 8+137-8+253 di DIVRE IV Tanjung Karang (Studi Kasus Lintas Garuntang – Tanjung Karang)


Skilu adalah perbedaan pertinggian antara sisi rel sebelah kiri dan kanan rel setiap tiga meter atau enam bantalan. Wilayah Divre IV Tanjung Karang petak lintas Garuntang-Tanjung Karang merupakan salah satu wilayah operasional kereta api yang melayani pengangkutan batubara rangkaian panjang serta muatan semen dan bubur kertas. Kapasitas angkut kereta api yang melewati lintas tersebut sangat besar, sehingga kondisi beban yang ditumpu oleh jalur rel kereta api dapat mengalami penurunan kondisi yang mempengaruhi adanya skilu di rel lengkung. Tujuan penelitian ini diharapkan untuk mengetahui pertinggian, anak panah lengkung, skilu kondisi ruas rel lengkung, terutama penyebab terjadinya skilu, monitoring dan penanganan jalan rel pada rel lengkung no 14 km 7+931–8+071 dan no 15 km 8+137-8+253 di Divre IV Tanjung Karang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perbedaan pertinggian, anak panah, skilu pada rel lengkung terbesar terjadi pada titik yang telah ditentukan dalam penelitian. Keseluruhan jalur masih dalam kondisi yang dapat diterima, namun perbedaan pertinggian, anak panah dan skilu yang diketahui perlu segera ditangani untuk mencegah potensi masalah keamanan, perlunya perawatan dan perbaikan untuk menyesuaikan jalur agar sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan sehingga dalam kondisi baik. Pemeriksaan menyeluruh terhadap geometri rel, beban lalu lintas, kondisi tanah, drainase, serta kondisi infrastruktur rel, termasuk perawatan bantalan dan ballast, diperlukan untuk mengetahui terjadinya skilu pada ruas rel lengkung tersebut. Mengidentifikasi dan memonitor faktor-faktor ini secara teratur memungkinkan, potensi terjadinya skilu dapat diantisipasi dan diminimalkan.

URI
https://repo.itera.ac.id/depan/submission/SB2409260067

Keyword
Geometri Rel Skilu Pertinggian Anak Panah Rel Lengkung