Identifikasi Sumber Particulate Matter (PM) 2.5 di Wilayah DKI Jakarta Tahun 2023 Menggunakan WRF-HYSPLIT Backward Trajectory Model (Studi Kasus: 4 – 9 Juli 2023)
Pencemaran udara di DKI Jakarta merupakan masalah serius yang memerlukan
penanganan segera. Pada 6 Juli 2023, indeks kualitas udara di Jakarta mencapai 186
Air Quality Index United States (AQI US) dengan PM2.5 sebesar 139 μg/m³ yaitu
27,8 kali lebih buruk dibandingkan batas kualitas udara tahunan yang ditetapkan
oleh World Health Organization (WHO). PM2.5 adalah partikel yang berbahaya
karena dapat masuk ke alveolus dan menyebabkan berbagai penyakit kronis bahkan
kematian. Penelitian ini menggunakan metode HYSPLIT backward trajectory
dengan tiga inisial data yaitu data luaran WRF, GDAS, dan GFS. Berdasarkan
verifikasi data, diketahui bahwadata luaran WRF dapat memprediksi parameter
cuaca dengan range moderat hingga baik. Luaran yang dihasilkan oleh HYSPLIT
menunjukkan bahwa ketiga inisial data cenderung menunjukkan lintasan PM2.5
yang datang dari arah timur hingga tenggara DKI Jakarta. Hal ini dipengaruhi oleh
angin monsun timuran yang datang dari daratan Australia. Banyaknya aktivitas
industri, transportasi, bahkan kejadian kebakaran seperti kebakaran rumah, lahan,
dan pasar turut memperparah kondisi pencemaran udara di wilayah DKI Jakarta.
Terjadi penurunan konsentrasi PM2.5 pada hari yang memiliki curah hujan yaitu
pada 7 dan 8 Juli 2023. Hal ini disebabkan adanya pengaruh washing out polutan
oleh air hujan sehingga menyebabkan adanya proses deposisi basah. Selain itu,
kecepatan angin terendah pada 6 Juli 2023 berkontribusi pada tingginya konsentrasi
PM2.5 karena angin yang lemah tidak mampu mendispersi polutan keluar dari
wilayah DKI Jakarta.
URI
https://repo.itera.ac.id/depan/submission/SB2409250158
Keyword
Pencemaran Udara PM2.5 Backward Trajectory WRF-HYSPLIT