(0721) 8030188    [email protected]   

Identifikasi Aerosol Dari Kebakaran Hutan dan Lahan di Provinsi Riau dengan Model WRF-HYSPLIT dan Citra Satelit


Kebakaran hutan dan lahan menghasilkan kabut asap yang mengandung berbagai macam polutan, termasuk aerosol. Identifikasi aerosol merupakan langkah penting untuk meminimalisir dan menanggulangi dampaknya dengan cepat. Penelitian ini bertujuan untuk menidentifikasi sumber aerosol dengan menggunakan WRF-HYSPLIT dan citra satelit MODIS. Metode yang digunakan mencakup integrasi pemodelan WRF-HYSPLIT, analisis korelasi, relatif bias, dan RMSE (Root Mean Square Error) untuk mengevaluasi akurasi model, serta metode Lavdas untuk menganalisis pergerakan arah angin dari hasil model. Sebaran spasial aerosol dibandingkan dengan data hotspot dan citra satelit MODIS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model WRF dapat memprediksi parameter cuaca dengan baik pada parameter temperatur, kelembapan relatif, arah dan kecepatan angin di wilayah Pekanbaru, Batam, dan Padang dengan nilai korelasi sedang hingga kuat (0,51-0,87) dan nilai RMSE yang kecil (1,33-10,6). Lintasan balik aerosol umumnya berasal dari Provinsi Riau, Kepulauan Riau, dan Jambi mengikuti arah angin Tenggara menuju Barat Laut. Sebaran hotspot yang tinggi di provinsi Riau dan Jambi mengindikasikan adanya kejadian kebakaran hutan dan lahan. Hotspot yang berada di jalur garis cluster aerosol juga mendukung analisis bahwa aerosol bersifat regional. Hotspot menjadi indikator bahwa adanya pembakaran yang menghasilkan emisi seperti asap. Kondisi curah hujan yang rendah dan cenderung kering pada bulan September memperburuk situasi, meningkatkan frekuensi kebakaran hutan dan lahan.

URI
https://repo.itera.ac.id/depan/submission/SB2409240317

Keyword
Kebakaran hutan dan lahan Aerosol Citra Satelit MODIS WRF-HYSPLIT