(0721) 8030188    [email protected]   

Pengaruh PVA dan PEG 3D Bioprinted Hyaluronic/Alginate Scaffold dengan Variasi Geometri sebagai Potensi Regenerasi Tulang


Fabrikasi scaffold dengan metode 3D bioprinting bertujuan untuk mendapatkan karakteristik yang bersaing dengan prosedur fabrikasi yang relatif sederhana. Variasi yang digunakan antara lain seperti berupa hyaluronic acid (HA), alginate (Alg), polyvinyl-Alcohol (PVA) dan polyethylen-glycol (PEG. Bioink dicetak menggunakan 3D bioprinting Cellink BioX dengan desain yang dikembangkan menggunakan software blender 3.2. Penelitian ini dilakukan dengan mengembangkan 3 variasi desain yaitu Grid, linear dan honeycomb. Gel diterapkan metode crosslinking dengan teknik spray pada setiap layer dan dikeringkan menggunakan freeze-drying. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, didapatkan hasil uji scaffold bare, PVA dan PEG dengan kondisi permukaan serta ukuran pori yang bervariatif. Hasil uji paling optimal didapatkan oleh scaffold dengan campuran bahan PEG. Tetapi scaffold PEG memiliki luas permukaan 62% yang lebih rendah dibandingkan scaffold lain sehingga memiliki kerapatan yang tinggi. Selain itu pada scaffold PEG bergeometri honeycomb dan linear dinilai cukup optimal dikarenakan memiliki nilai tensile 0,13 MPa dan 0,12 MPa,, rasio swelling stabil sebesar 2,98% pada interval waktu pertama, 4,9% pada interval waktu kedua dan 7,67% pada interval waktu ketiga. scaffold PEG memiliki laju biodegradasi yang cukup tinggi. Hasil menunjukkan bahwa modifikasi material PEG dengan geometri linear memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai scaffold tulang. Parameter statistik diterapkan menggunakan SPSS dengan metode uji ANOVA Two-Way untuk memahami nilai p-value sebesar 0,05 secara efektif antar variasi sampel.

URI
https://repo.itera.ac.id/depan/submission/SB2409240189

Keyword
3D Bioprinting, Alginate, Fraktur Tulang, Hydrogel