ANALISIS KESTABILAN LERENG MENGGUNAKAN DATA SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) DAN VALIDASI LAPANGAN MENGGUNAKAN METODE SLOPE MASS RATING (SMR), ANALISIS KINEMATIK, DAN Q-SLOPE PADA DAERAH TANJUNGKARANG BARAT, KEMILING, DAN SEKITARNYA
Kawasan penelitian berada pada lima kecamatan di wilayah Kota Bandar Lampung
yang meliputi Kecamatan Tanjungkarang Barat, Kecamatan Kemiling, Kecamatan
Langkapura, Kecamatan Rajabasa, dan Kecamatan Telukbetung Barat.
Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada tahun
2023, Kota Bandar Lampung tergolong dalam kategori sedang risiko bencana
longsor. Analisis kestabilan lereng dilakukan dengan metode Analytical Hierarchy
Proces (AHP) dengan beberapa parameter, yaitu kemiringan lereng, Normalized
Difference Vegetation Index (NDVI), jenis batuan, dan curah hujan untuk
menghasilkan peta kestabilan lereng. Metode analisis kinematik, Slope Mass Rating
(SMR), dan Q-Slope digunakan untuk mengukur tingkat kestabilan lereng dan
potensi jenis longsoran yang akan terjadi. Analisis ini bertujuan untuk memetakan
kestabilan lereng dan kawasan yang berpotensi mengalami bahaya longsor,
memberikan rekomendasi sudut kemiringan lereng yang stabil, serta
mengkorelasikan data lapangan dengan hasil peta kestabilan lereng. Hasil analisis
pembobotan AHP menunjukkan bahwa wilayah penelitian memiliki sebaran
kestabilan lereng dengan kawasan indeks bahaya rendah 40,77 km2
, kawasan
indeks bahaya sedang seluas 26,68 km2
, dan kawasan indeks bahaya tinggi seluas
0,37 km2
. Hasil pengambilan dan pengolahan data lapangan menunjukkan bahwa
pada lereng RY-1.1 daerah penelitian memiliki potensi longsor dengan jenis
longsoran bidang, lalu pada lereng RY-1.2 dan RY-2 daerah penelitian memiliki
potensi longsor dengan jenis longsoran baji. Nilai SMR pada lereng RY-1.1
termasuk dalam kelas buruk (20-40), sedangkan lereng RY-1.2 dan RY-2 termasuk
dalam kelas sangat buruk (0-20). Lalu, berdasarkan hasil analisis Q-Slope dan QSlope Stability Chart didapatkan bahwa semua lereng termasuk ke dalam kondisi
lereng buruk dan tidak stabil. Hasil analisis dan perhitungan pada Q-Slope Stability
Chart, sudut kemiringan stabil lereng RY-1.1 adalah 61°, sudut kemiringan stabil
lereng RY-1.2 adalah 48°, dan sudut kemiringan stabil lereng RY-2 adalah 42°.
Berdasarkan peta hasil SIG dan validasi data lapangan, diketahui bahwa daerah
dengan indeks bahaya sedang dan indeks bahaya tinggi memiliki lereng potensi
longsor, pada willayah tersebut memiliki kemiringan lereng yang agak curam
sampai sangat curam dengan tingkat vegetasi sedang sampai rendah.
URI
https://repo.itera.ac.id/depan/submission/SB2409240091
Keyword
Analisis Kinematik Kestabilan Lereng Q-Slope SIG SMR