Analisis Variasi Jarak Zenit Terhadap Seeing Dengan Metode Startrail Menggunakan Teleskop OZT ALTS
Seeing adalah perubahan penampakan objek langit akibat pengaruh atmosfer bumi
yang turbulen, menyebabkan citra bintang tampak bergoyang saat direkam. Pada
penelitian kali ini instrumen yang digunakan adalah teleskop OZT- ALTS. Metode
yang digunakan dalam pengukuran seeing adalah metode startrail. Fungsi tracking
pada mounting dimatikan saat pengambilan citra bintang. Pada tanggal 18 dan 19
Maret 2024, dilakukan pengamatan astronomi terhadap beberapa objek bintang,
termasuk Tau Virginis, 25 Virginis, 87 Leonis, dan Alpha Sextantis, untuk
mengukur nilai seeing pada berbagai jarak zenit. Pengukuran pada tanggal 18 Maret
menunjukkan nilai seeing sebesar 1,11 detik busur pada jarak zenit 4º dan 1,392
detik busur pada jarak zenit 60º. Sedangkan pada tanggal 19 Maret, nilai seeing
sebesar 1,100 detik busur di jarak zenit 4º dan 2,24 detik busur pada jarak zenit 60º,
yang dipengaruhi oleh kondisi awan. Variasi jarak zenit menunjukkan adanya
pengaruh ekstingsi atmosfer, dimana objek yang lebih dekat ke zenit memiliki jarak
zenit yang lebih sedikit dan memberikan nilai seeing yang lebih kecil. Nilai seeing
di ITERA lebih besar dibandingkan dengan Tahura WAR, dan Observatorium
Timau, dikarenakan ketinggian lokasi pengamatan yang berbeda dengan Taman
Alat MKG ITERA. Nilai seeing di ITERA dikategorikan pada skala III berdasarkan
The Environment Canada Scale, yang menunjukkan distorsi citra akibat turbulensi,
ini menyebabkan adanya cincin kecil di citra ketika diambil menggunakan CCD.
Diperoleh persamaan empiris untuk hubungan jarak zenit dan nilai seeing pada
tanggal 18 Maret sebagai y 0,005x + 1,1, dan pada tanggal 19 Maret sebagai y =
0,01
URI
https://repo.itera.ac.id/depan/submission/SB2409210021
Keyword
seeing