(0721) 8030188    [email protected]   

Analisis Variasi Jarak Zenit Terhadap Seeing Dengan Metode Startrail Menggunakan Teleskop OZT ALTS


Seeing adalah perubahan penampakan objek langit akibat pengaruh atmosfer bumi yang turbulen, menyebabkan citra bintang tampak bergoyang saat direkam. Pada penelitian kali ini instrumen yang digunakan adalah teleskop OZT- ALTS. Metode yang digunakan dalam pengukuran seeing adalah metode startrail. Fungsi tracking pada mounting dimatikan saat pengambilan citra bintang. Pada tanggal 18 dan 19 Maret 2024, dilakukan pengamatan astronomi terhadap beberapa objek bintang, termasuk Tau Virginis, 25 Virginis, 87 Leonis, dan Alpha Sextantis, untuk mengukur nilai seeing pada berbagai jarak zenit. Pengukuran pada tanggal 18 Maret menunjukkan nilai seeing sebesar 1,11 detik busur pada jarak zenit 4º dan 1,392 detik busur pada jarak zenit 60º. Sedangkan pada tanggal 19 Maret, nilai seeing sebesar 1,100 detik busur di jarak zenit 4º dan 2,24 detik busur pada jarak zenit 60º, yang dipengaruhi oleh kondisi awan. Variasi jarak zenit menunjukkan adanya pengaruh ekstingsi atmosfer, dimana objek yang lebih dekat ke zenit memiliki jarak zenit yang lebih sedikit dan memberikan nilai seeing yang lebih kecil. Nilai seeing di ITERA lebih besar dibandingkan dengan Tahura WAR, dan Observatorium Timau, dikarenakan ketinggian lokasi pengamatan yang berbeda dengan Taman Alat MKG ITERA. Nilai seeing di ITERA dikategorikan pada skala III berdasarkan The Environment Canada Scale, yang menunjukkan distorsi citra akibat turbulensi, ini menyebabkan adanya cincin kecil di citra ketika diambil menggunakan CCD. Diperoleh persamaan empiris untuk hubungan jarak zenit dan nilai seeing pada tanggal 18 Maret sebagai y 0,005x + 1,1, dan pada tanggal 19 Maret sebagai y = 0,01

URI
https://repo.itera.ac.id/depan/submission/SB2409210021

Keyword
seeing