IMPLIKASI SEISMOTEKTONIK PROVINSI LAMPUNG DAN BANTEN MENGGUNAKAN FOCAL MECHANISM GEMPA DAN DETERMINISTIC SEISMIC HAZARD ANALYSIS (DSHA)
Lampung dan Banten merupakan salah satu wilayah di Indonesia yang berdekatan
dengan pertemuan lempeng tektonik aktif yaitu pertemuan lempeng Indo-Australia dan
lempeng Eurasia, menyebabkan terbentuknya zona penunjaman di Pesisir Lampung.
Selain itu, Lampung juga dilalui oleh Sesar Sumatra, Sesar Lampung-Panjang dan sesar
kecil lainnya membuat wilayah Lampung rawan akan aktivitas gempabumi. Oleh karena
itu diperlukannya penelitian menggunakan analisis seismotektonik untuk mengetahui
sesar yang mempengaruhi aktivitas seismik dan profil tektonik pada daerah Lampung
dengan metode focal mechanism. Deterministic seismic hazard analysis (DSHA) juga
dilakukan untuk megetahui bahaya lanjutan dari gempabumi yang terjadi pada wilayah
Provinsi Lampung. Pengolahan data yang digunakan berupa pembuatan peta seismisitas
menggunakan software generic mapping tools (GMT) menggunakan data gempa dari
USGS katalog dan GCMT katalog. Untuk metode DSHA menggunakan 1 persamaan
atenuasi yaitu persamaan Campbell dan Bozorgnia (2014) untuk mengetahui besaran
nilai peak ground acceleration (PGA). Berdasarkan hasil peta seismisitas terdapat 291
data gempabumi yang berada di darat maupun di laut. Nilai pesebaran gempabumi
daerah penelitian cukup beragam, terlihat pada bagian selatan peta didominasi oleh
gempa dengan magnitudo 4.7 sampai 6.9 Mw (terlihat dari ukuran titik) dan kedalaman
yang cukup seragam dengan didominasi oleh warna kuning (gempa dalam 60 – 90 Km).
Delapan focal mechanism digunakan untuk mengetahui besaran kedalaman gempa yang
akan menjadi profil pada cross section. Cross section memiliki peran untuk mengetahui
arah dari salah satu bidang nodal pada gempa yang diakibatkan oleh dip slip fault.
Delapan focal mechanism tersebut terdiri dari 3 gempa yang diakibatkan oleh sesar
reverse (G2, G3 dan G4), tiga gempa yang diakibatkan oleh sesar reverse-strike-slip
(G1, G5 dan G6), 1 gempa yang diakibatkan oleh sesar strike-slip (G7) dan 1 gempa
yang diakibatkan oleh sesar strike-slip-normal (G8). Berdasarkan cross section terlihat
bahwa profil tektonik dari daerah penelitian memiliki gempa terdalam pada kedalaman
165.3 Km. Lokasi yang digunakan untuk mengskenariokan analisis bahaya lanjutan
gempa adalah ITERA. Hasil dari analisis bahaya lanjutan tersebut yaitu Sesar
Semangko memiliki nilai PGA 0.070, nilai SDS 0.170 g dan nilai SD1 0.080 g.
Sedangkan Sesar Lampung - Panjang Nilai PGA dari sesar Lampung-Panjang adalah
0.260, nilai SDS 0.670 g dan nilai SD1 0.300 g. berdasarkan SNI 1726:2019 Sesar
Semangko masuk kedalam kategori C (tinggi) sedangkan untuk Sesar Lampung –
Panjang masuk kedalam kategori D (sangat tinggi).
URI
https://repo.itera.ac.id/depan/submission/SB2409200039
Keyword
Atenuasi Katalog Penunjaman Seismotektonik Tektonik