Identifikasi Struktur Bawah Permukaan di Bagian Barat Laut Gunung Rajabasa Berdasarkan Lineament Analysis, Analisa First Horizontal Derivative (FHD), Second Vertical Derivative (SVD) dan Pemodelan 2.5D Metode Magnetik
Pada Kompleks Gunung Rajabasa terdapat banyak potensi panas bumi, yaitu mata air panas, dan uap panas yang terdistribusi di sekitar lereng dan kaki gunung. Struktur geologi yang berupa sesar dapat menjadi pengontrol siklus hidrologi pada daerah panas bumi sehingga perlu memetakan daerah yang memiliki prospek panas bumi. Untuk memetakan struktur di bawah permukaan, dapat menggunakan metode magnetik. Metode ini menganalisis anomali medan magnet yang disebabkan variasi sifat magnetik batuan di bawah permukaan. Pada Kompleks Gunung Rajabasa terukur sebanyak 81 titik dengan jarak antar titik sebesar 250 m. Berdasarkan peta reduksi ke kutub anomali magnetik rendah dominan tersebar di bagian utara daerah penelitian dan memiliki rentang nilai dari -92,2 nT hingga 61,7 nT. Anomali magnetik sedang tersebar hampir di seluruh daerah penelitian dengan rentang nilai dari 61,7 sampai 195,2 nT, selain itu anomali magnetik tinggi dominan di bagian selatan wilayah penelitian yang memiliki rentang nilai dari 195,2 nT hingga 267,8 nT. Mengacu pada model 2.5D didapatkan 2 lintasan yaitu lintasan A-A’ yang didapatkan tiga buah terduga struktur sedangkan pada lintasan B-B’ didapatkan dua buah terduga struktur. Hasil dari kedua lintasan tersebut memiliki lapisan batuan yang sama dengan lapisan pertama berupa batuan tuf dengan nilai suseptibilitas 0,005, lapisan kedua berupa batuan breksi piroklastik dengan suseptibilitas 0,018, dan pada lapisan ketiga merupakan jenis dari batuan beku berupa batuan Lava (Andesit-Basalt) dengan nilai suseptibilitas 0,112.
URI
https://repo.itera.ac.id/depan/submission/SB2409200032
Keyword
Gunung Rajabasa, Magnetik, Anomali Magnetik, Anali